KOMPAS.com - Sebuah layanan jasa perbaikan ramai diperbincangkan di media sosial. Alasannya, layanan jasa di Korea Selatan tersebut dilakukan oleh para perempuan.
Unggahan mengenai layanan ini berawal dari laporan berita dari BBC, 14 Oktober 2020 yang dibagikan di Twiiter.
Layanan ini digagas oleh seorang perempuan bernama Ahn Hyung-seon.
Unggahan dari BBC di re-tweet akun @margianta dengan ditambahi keterangan berikut ini:
"Kekerasan seksual di Korea Selatan meningkat 2x lipat dalam 10 tahun terakhir. Mayoritas korbannya perempuan.
Melihat ini, Ahn Hyung-seon akhirnya buka jasa reparasi oleh pekerja perempuan, untuk para perempuan yg takut rumahnya kedatangan laki2 asing."
Unggahan tersebut kini disukai 17.800, di-retweet 7.300 dan dikomentari 104 orang.
"As a child I loved playing with tools... but people would tell me that stuff is not for girls"
Ahn Hyung-seon set up an all-woman repair service — for South Korean women who feel nervous about having men they don't know in their homehttps://t.co/ckmc3piGFE pic.twitter.com/FFRiuhLphc
— BBC News (World) (@BBCWorld) October 14, 2020
Dikutip dari wawancara dengan BBC, Ahn Hyung-seon mengaku terinspirasi membuka layanan jasa reparasi berawal dari pengalaman hidupnya sendiri.
Saat masih kecil, ia mengaku suka bermain dengan alat-alat dan merapikan kotak-kotak peralatan.
Namun, orang-orang selalu mengatakan bahwa hal-hal seperti itu bukan untuk anak perempuan.
Baca juga: Viral, Video Tempat Wisata Australia dengan Suasana Indonesia, Ada Gerobak Mi Ayam
Kemudian, setelah dewasa dan hidup sendiri selama 10 tahun, ia menyadari, setiap ada yang rusak di rumahnya dan harus memanggil jasa perbaikan, hanya personel laki-laki yang selalu datang.
"Mengapa tidak ada perempuan di sektor ini," kata dia.
Pertanyaan ini pun menjadi salah satu alasan yang membuatnya membuka layanan jasa perbaikan dengan semua personelnya perempuan.
Tidak hanya untuk memberdayakan para perempuan, layanan ini disebut bertujuan untuk membantu mereka yang tidak nyaman saat membiarkan laki-laki asing masuk ke rumahnya.
"Mempertimbangkan apa yang terjadi di Korea, mungkin akan menjadi tidak nyaman. Kasus-kasus pendobrakan masuk terus meningkat dan menimbulkan kekhawatiran," tuturnya.