Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Strain Virus Corona Babi SADS-CoV Dapat Menular pada Manusia

Kompas.com - 17/10/2020, 13:20 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah penelitian terbaru menyebutkan bahwa strain virus corona yang menyebabkan diare parah dan muntah pada hewan babi dapat menyebar ke manusia.

Strain tersebut telah menginfeksi babi di China sejak 2016 dan dikenal dengan nama swine acute diarrhoea syndrome coronavirus atau SADS-CoV.

Diperkirakan, virus ini awalnya berasal dari kelelawar yang menularkan virus ke babi. Strain virus ini disebut-sebut paling berbahaya bagi anak babi.

Dilansir Atlanta Journal-Constitution, Jumat (16/10/2020), para peneliti dari North Carolina menemukan bahwa SADS-CoV dapat menyebar ke manusia. Sebagaimana diketahui, virus corona adalah jenis virus yang dapat menyebabkan penyakit.

SADS-CoV dan SARS-CoV-2 merupakan bagian dari keluarga virus yang sama. Akan tetapi, SADS-CoV berada dalam genus yang berbeda dari strain yang menyebabkan Covid-19.

Penelitian tentang SADS-CoV dipublikasikan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS) Amerika Serikat.

Baca juga: China Siapkan Apartemen Babi untuk Hindari Wabah Flu dari Afrika

Menyerang hati, usus dan saluran pernapasan

Tes laboratorium menunjukkan SADS-CoV direplikasi secara efisien dalam sel hati dan usus manusia, serta sel saluran napas. Hal itu menunjukkan potensi bahaya bagi manusia.

“Sementara banyak peneliti fokus pada potensi munculnya betacoronavirus seperti SARS dan MERS, sebenarnya alphacoronaviruses mungkin terbukti sama menonjolnya (jika tidak lebih besar)," kata Ralph Baric, profesor epidemiologi di UNC-Chapel Hill Gillings School of Global Public Health.

Baric juga mengatakan alphacoronavirus juga sama-sama berbahaya karena adanya potensi untuk melompat cepat antar spesies.

Laboratorium Baric bekerja dengan Caitlin Edwards, seorang spesialis penelitian dan master mahasiswa kesehatan masyarakat di UNC-Chapel Hill.

Edwards menguji beberapa jenis sel dengan menginfeksinya dengan bentuk sintetis SADS-CoV untuk memahami seberapa tinggi risiko kontaminasi lintas spesies.

Menurut hasil penelitian, sejumlah besar sel mamalia, termasuk paru-paru manusia primer dan sel usus, rentan terhadap infeksi.

Baca juga: 11 Kandidat Vaksin Virus Corona Capai Fase 3, Kapan Siap Diberikan?

Edwards mengatakan SADS-CoV menunjukkan tingkat pertumbuhan sel usus yang lebih tinggi ditemukan di usus manusia. Itu tidak seperti SARS-CoV-2, yang kebanyakan menginfeksi sel paru-paru.

Meskipun herd immunity sering mencegah manusia tertular virus corona yang ditemukan pada hewan, namun menurut Edwards manusia belum mengembangkan kekebalan terhadap SADS-CoV.

SADS-CoV berasal dari kelelawar coronavirus yang disebut HKU2, yang merupakan kelompok virus heterogen dengan sebaran di seluruh dunia.

Edwards mengatakan tidak mungkin untuk memprediksi apakah virus itu atau strain kelelawar HKU2 yang berkerabat dekat dapat muncul dan menginfeksi populasi manusia.

"Namun, berbagai host SADS-CoV, ditambah dengan kemampuan untuk mereplikasi di paru-paru dan sel enterik manusia primer, menunjukkan potensi risiko untuk peristiwa kemunculan di masa depan pada populasi manusia dan hewan," kata Edwards.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal Isfahan, Kota Bersejarah yang Jadi Target Serangan Israel ke Iran

Mengenal Isfahan, Kota Bersejarah yang Jadi Target Serangan Israel ke Iran

Tren
7 Jenis Obat Potensial Tingkatkan Risiko Anemia Aplastik, Tak Boleh Dipakai Sembarangan

7 Jenis Obat Potensial Tingkatkan Risiko Anemia Aplastik, Tak Boleh Dipakai Sembarangan

Tren
Resmi, Ada 26.319 Lowongan Kerja untuk PPPK dan CASN Kementerian PUPR 2024

Resmi, Ada 26.319 Lowongan Kerja untuk PPPK dan CASN Kementerian PUPR 2024

Tren
Unas Bentuk Tim Pencari Fakta Selidiki Dugaan Pencatutan Nama oleh Kumba Digdowiseiso

Unas Bentuk Tim Pencari Fakta Selidiki Dugaan Pencatutan Nama oleh Kumba Digdowiseiso

Tren
Kenali Waktu Terbaik dan Terburuk untuk Minum Air Kelapa

Kenali Waktu Terbaik dan Terburuk untuk Minum Air Kelapa

Tren
Terbaru, 40.839 Lowongan Kerja untuk PPPK dan CASN Kemensos 2024

Terbaru, 40.839 Lowongan Kerja untuk PPPK dan CASN Kemensos 2024

Tren
Orang yang Langsung S2 Setelah Sarjana Disebut Minim Performa Kerja, Pengamat Buka Suara

Orang yang Langsung S2 Setelah Sarjana Disebut Minim Performa Kerja, Pengamat Buka Suara

Tren
Ini Alasan Mengapa Perempuan Tak Boleh Tidur 2 Jam Setelah Melahirkan Normal

Ini Alasan Mengapa Perempuan Tak Boleh Tidur 2 Jam Setelah Melahirkan Normal

Tren
Kumpulan Twibbon dan Ucapan Hari Kartini 21 April 2024

Kumpulan Twibbon dan Ucapan Hari Kartini 21 April 2024

Tren
5 Bahaya Menahan Kentut, Bisa Keluar dari Mulut

5 Bahaya Menahan Kentut, Bisa Keluar dari Mulut

Tren
Mengenal Tinitus, Kondisi Ketika Telinga Berdenging, Apa Penyebabnya?

Mengenal Tinitus, Kondisi Ketika Telinga Berdenging, Apa Penyebabnya?

Tren
Psikiater Nutrisi Ungkap 5 Sarapan Favorit, Bantu Siapkan Otak dan Mental Seharian

Psikiater Nutrisi Ungkap 5 Sarapan Favorit, Bantu Siapkan Otak dan Mental Seharian

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 20-21 April 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 20-21 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Murni Tanpa Gula | Israel Serang Iran

[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Murni Tanpa Gula | Israel Serang Iran

Tren
Seorang Pria Ditangkap di Konsulat Iran di Perancis, Ancam Ledakkan Diri

Seorang Pria Ditangkap di Konsulat Iran di Perancis, Ancam Ledakkan Diri

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com