Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Keramaian di Telomoyo, Ganjar: Ada yang Mengupdate Video Bagus Sekali

Kompas.com - 21/07/2020, 13:03 WIB
Nur Rohmi Aida,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Sejumlah warganet di media sosial membagikan keramaian yang sempat terjadi di Gunung Telomoyo yang berlokasi di Magelang, Jawa Tengah, Minggu (19/7/2020).

Salah satu netizen yang membagikan ramainya Gunung Telomoyo adalah akun @pendaki_photographer.

“Suasana puncak Telomoyo pagi tadi
Sungguh sgt ramai, padet, plus macet ????
.
Ada rencana mau kesini sob ?
.
Video by : @wisatausa
.
#pendakiphotograper
#pendaki_photograper
#SayaPejalanBijak,” tulisnya sembari melampirkan padatnya kondisi jalur pendakian.

Unggahan lain juga dibagikan oleh akun @mountnesia. Akun tersebut membagikan keramaian yang terjadi Gunung Telomoyo, tepatnya di jalur pendakian yang terlihat dipadati kendaraan.

Melansir dari Kompas Travel ( 19/7/2020) Divisi Promosi Basecamp Ardat Dalangan Kabupaten Magelang, Muhamad Syaifudin mengonfirmasi bahwa keramaian sempat terjadi pada Minggu (19/7/2020) pagi.

"Ya benar, itu baru hari ini terjadi. Overload tadi agak siangan dikit," kata Syaifudin kepada Kompas.com (19/7/2020).

Tanggapan Ganjar

Gubernur Ganjar mengatakan terkait dengan keramaian di Telomoyo yang sempat terjadi, setelah ditelusuri itu bermula dari unggahan seseorang yang menampilkan kecantikan Gunung Telomoyo ala Negeri di Atas Awan.

“Setelah saya cek karena ada yang mengupdate video bagus sekali di Telomoyo. Video itu masuk pada weekend, makanya mereka kemudian berkerumun di sana, padahal kita sudah melakukan pembatasan,” ujar Ganjar dihubungi Kompas.com Mingggu (20/7/2020).

Ganjar menyebut telah meminta Dinas Pariwisata setempat untuk mengecek.

Baca juga: Wisata Gunung Telomoyo Ditutup, Ganjar: Kalau Mau Dibuka Izin Dulu

“Kan keinginan masyarakat ingin sebebas-bebasnya. Makanya saya minta ke kawan-kawan pengendali gugus tugas di wilayah kabupaten/kota terhadap destinasinya mesti diawasi,” ujar Ganjar.

Dia mengatakan, sebelum dibuka, destinasi harus melapor dahulu kepada pemerintah kabupaten/kota.

Selanjutnya akan ditindaklanjuti mengenai kesiapan destinasi tersebut terhadap protokol kesehatan dan dilakukan simulasi dahulu.

“(Telomoyo) kalau memang belum layak dibuka ya jangan dibuka. Kalau nggak siap mengelola ya jangan dibuka. Kalau nggak dibuka artinya pintu masuk ditutup betul dijaga. Kalau mau dibuka, ya berati ada instruksi kesehatan,” jelas Ganjar. 

Sementara itu, melansir dari Kompas.com (19/7/2020) Kepala Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Magelang, Iwan Sutiarso menyesalkan kejadian membludaknya pengunjung Telomoyo.

“Kami menyesalkan kerumunan dan penumpukan wisatawan yang terjadi pagi tadi. Pengelola sudah kami ingatkan untuk disiplin menerapkan Standar Operasional Prosedural (SOP), protokol kesehatan dan pembatasan jumlah pengunjung," ujar Iwan. 

Pihaknya juga menyampaikan pengelola telah mengambil tindakan penghentian kunjungan wisatawan sampai waktu yang belum ditentukan.

Baca juga: Kasus Corona di Jateng Meningkat, Ganjar: Seperti Kita Menjala Ikan...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

Tren
Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Tren
Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Tren
Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Tren
Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Tren
Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Tren
Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini 'Tersapu' oleh Alam

Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini "Tersapu" oleh Alam

Tren
Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Tren
Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com