Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bill Gates Salahkan Media Sosial atas Tingginya Kasus Covid-19 di AS

Kompas.com - 06/07/2020, 15:50 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pendiri Microsoft, Bill Gates menganggap media sosial turut berkontribusi pada penyebaran virus corona di Amerika Serikat.

Sebab menurut dia, media sosial menyebarkan "ide-ide gila" yang berakibat pada rendahnya kepatuhan warga dalam menerapkan protokol kesehatan.

Berbicara pada Fast Company, Amerika Serikat, Gates mengatakan bahwa ide gila itu termasuk menolak untuk memakai masker, seperti yang tersebar secara online.

"Bisakah perusahaan media sosial lebih membantu dalam masalah ini?" kata Gates, dikutip dari Alarabiya English, Minggu (5/7/2020).

"Kreativitas apa yang kita miliki? Sayangnya, alat-alat digital mungkin telah menjadi kontributor untuk menyebarkan apa yang saya anggap sebagai ide gila," sambungnya.

Masker dan teori konspirasi

Menurut catatan Gates, bahwa kepatuhan warga AS untuk memakai masker lebih rendah dibandingkan negara lain.

Fakta itu bagi dia sulit dimengerti karena menggunakan masker tidak menyusahkan dan tidak mahal. Namun, beberapa orang justru merasa sikap itu adalah tanda kebebasan, meski memiliki risiko penularan.

Masker diketahui sebagai salah satu cara efektif dalam mencegah penularan Covid-19, virus yang jauh lebih menular daripada penyakit pernapasan lain.

Soal teori konspirasi yang menyasar dirinya, dia mengganggap hal itu mengkhawatirkan karena dapat mempengaruhi tingkat penggunaan vaksin dan menggagalkan upaya untuk menghentikan laju virus corona.

"Banyak yang datang dalam bentuk konspirasi, ketika seseorang memiliki plot dan nama saya bahkan berpotensi sebagai pusat konspirasi. Agak menakutkan, Anda ingin diarahkan pada fakta-fakta dalam krisis seperti ini," tutur dia.

Baca juga: Program Pengujian Virus Corona yang Didanai Bill Gates Dihentikan, Ini Alasannya

Jawaban Facebook

Sementara itu, mendapatkan tudingan dari Gates, Facebook angkat bicara dengan menyebutkan sejumlah inisiatif yang telah dilakukan perusahaan itu sejak awal pandemi.

"Sejak Januari, kami telah bekerja erat dengan organisasi kesehatan, seperti CDC, untuk menghubungkan orang dengan informasi akurat tentang COVID-19 dan kami akan terus melakukan lebih banyak," kata juru bicara Facebook, dikutip dari Fox News, 4 Juli 2020.

Menurutnya, Facebook secara agresif mendeteksi hoaks dan misinformasi dengan menerapkan label peringatan serta menghapus konten yang berpotensi membahayakan.

Sementara itu, juru bicara Twitter menolak untuk memberi komentar terkait tuduhan Gates itu.

Terlepas dari kritikan Gates, Facebook dinilai telah mengambil beberapa langkah dalam upaya membantu para peneliti untuk memerangi pandemi.

Dalam sebuah unggahan dalam situs resminya, Facecook akan memberi peringatan kepada pengguna agar selalu memakai masker.

Sementara itu, Facebook, Instagram, dan Twitter telah menghapus unggahan media sosial Presiden Brazil Jair Bolsonaro setelah dianggap menyebarkan informasi yang salah mengenai Covid-19 pada Maret lalu.

Baca juga: Mengapa Bill Gates Sering Jadi Sasaran Tudingan Teori Konspirasi Virus Corona?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perjalanan Tapera, Digulirkan Saat Era SBY dan Kini Dijalankan Jokowi

Perjalanan Tapera, Digulirkan Saat Era SBY dan Kini Dijalankan Jokowi

Tren
Donald Trump Dinyatakan Bersalah Menyuap Aktris Film Dewasa

Donald Trump Dinyatakan Bersalah Menyuap Aktris Film Dewasa

Tren
Kementerian ESDM Akui Elpiji 3 Kg Tidak Terisi Penuh, Ini Alasannya

Kementerian ESDM Akui Elpiji 3 Kg Tidak Terisi Penuh, Ini Alasannya

Tren
Buku Panduan Sastra Mengandung Kekerasan Seksual, Kemendikbud Ristek: Sudah Kami Tarik

Buku Panduan Sastra Mengandung Kekerasan Seksual, Kemendikbud Ristek: Sudah Kami Tarik

Tren
Adakah Manfaat Berhenti Minum Kopi?

Adakah Manfaat Berhenti Minum Kopi?

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 31 Mei-1 Juni 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 31 Mei-1 Juni 2024

Tren
[POPULER TREN] Bayi Tertabrak Fortuner, Orangtua Bisa Dipidana? | Mahasiswa UM Palembang Diduga Plagiat Skripsi Lulusan Unsri

[POPULER TREN] Bayi Tertabrak Fortuner, Orangtua Bisa Dipidana? | Mahasiswa UM Palembang Diduga Plagiat Skripsi Lulusan Unsri

Tren
Parlemen Israel Loloskan RUU yang Menyatakan UNRWA sebagai Organisasi Teroris

Parlemen Israel Loloskan RUU yang Menyatakan UNRWA sebagai Organisasi Teroris

Tren
Apakah Haji Tanpa Visa Resmi Hukumnya Sah? Simak Penjelasan PBNU

Apakah Haji Tanpa Visa Resmi Hukumnya Sah? Simak Penjelasan PBNU

Tren
Satu Orang Meninggal Dunia Usai Tersedot Turbin Pesawat di Bandara Amsterdam

Satu Orang Meninggal Dunia Usai Tersedot Turbin Pesawat di Bandara Amsterdam

Tren
Pria Jepang yang Habiskan Rp 213 Juta demi Jadi Anjing, Kini Ingin Jadi Hewan Berkaki Empat Lain

Pria Jepang yang Habiskan Rp 213 Juta demi Jadi Anjing, Kini Ingin Jadi Hewan Berkaki Empat Lain

Tren
9 Orang yang Tak Disarankan Minum Teh Bunga Telang, Siapa Saja?

9 Orang yang Tak Disarankan Minum Teh Bunga Telang, Siapa Saja?

Tren
MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, Diputuskan 3 Hari, Picu Spekulasi Jalan Mulus bagi Kaesang

MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, Diputuskan 3 Hari, Picu Spekulasi Jalan Mulus bagi Kaesang

Tren
Profil Budi Djiwandono, Keponakan Prabowo yang Disebut Bakal Maju Pilkada Jakarta 2024

Profil Budi Djiwandono, Keponakan Prabowo yang Disebut Bakal Maju Pilkada Jakarta 2024

Tren
Tapera dan Kekhawatiran Akan Korupsi Asabri-Jiwasraya Jilid 2

Tapera dan Kekhawatiran Akan Korupsi Asabri-Jiwasraya Jilid 2

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com