Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Faktor yang Membuat Tenaga Kesehatan Kerap Jadi Korban Pertama Covid-19

Kompas.com - 29/04/2020, 10:51 WIB
Retia Kartika Dewi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengonfirmasi 25 anggotanya meninggal dunia akibat pandemi virus corona.

Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh Anggota Bidang Kesekretariatan, Protokoler dan Public Relations Pengurus Besar (PB) IDI, Dr Halik Malik seperti dilansir dari pemberitaan Kompas.com, Selasa (28/4/2020).

Halik menjelaskan 25 dokter tersebut dikabarkan meninggal karena positif Covid-19 dan PDP Covid.

Saat ini pihaknya tengah membentuk tim khusus untuk menelusuri kasus kematian yang terjadi pada anggota-anggotanya.

Baca juga: CDC Tambahkan 6 Gejala Baru Virus Corona, Apa Saja?

Tak hanya di Indonesia, korban dari kalangan tenaga kesehatan (nakes) seperti dokter dan perawat juga terjadi di berbagai belahan dunia lainnya.

Lantas, faktor apa saja yang membuat para tenaga kesehatan kerap jadi korban pertama Covid-19?

1. Kelangkaan masker dan APD

Relawan Indonesia Bersatu Lawan COVID-19 bersiap menggunakan APD saat menghadiri acara Siaga Pencanangan Gerakan Nasional Indonesia Bersatu Lawan COVID-19 di Lapangan Wisma Atlet, Jakarta, Rabu (22/4/2020). Dalam acara tersebut juga diadakan tes cepat massal COVID-19, sosialisasi dan edukasi, gerakan dekontaminasi, dan dukungan program jaring pengaman sosial.ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA Relawan Indonesia Bersatu Lawan COVID-19 bersiap menggunakan APD saat menghadiri acara Siaga Pencanangan Gerakan Nasional Indonesia Bersatu Lawan COVID-19 di Lapangan Wisma Atlet, Jakarta, Rabu (22/4/2020). Dalam acara tersebut juga diadakan tes cepat massal COVID-19, sosialisasi dan edukasi, gerakan dekontaminasi, dan dukungan program jaring pengaman sosial.

Ketua Tim Penanggulangan Bencana RSUP Dr. Kariadi, dr RP Uva Utomo mengungkapkan banyaknya nakes yang sakit berawal dari kelangkaan alat pelindung diri (APD) yang tersedia di rumah sakit.

"Semua RS memiliki permasalahan yang sama, global pandemi di seluruh dunia yang dihadapi saya yakin itu karena kelangkaan masker dan APD," ujarnya kepada Kompas.com, baru-baru ini.

Baca juga: Update Virus Corona di Dunia 29 April: 3,1 Juta Kasus, 951.030 Sembuh, 217.094 Meninggal

2. Ketidakjujuran pasien Covid-19

Dokter merawat pasien Covid-19 di Hubei, Tiongkok.news.abs-cbn.com Dokter merawat pasien Covid-19 di Hubei, Tiongkok.

Faktor lain yang memengaruhi nakes terinfeksi atau menjadi korban Covid-19 yakni pengakuan palsu atau ketidakjujuran terhadap informasi yang disampaikan oleh pasien.

Hal ini tentu berbahaya, karena rawan terjadi penularan tanpa adanya informasi yang jujur dari pasien.

"Misal ada pasien berobat ke poli ngakunya negatif atau sempat tidak mengaku sudah ke tempat-tempat zona merah, dan menyebabkan saat pemeriksaan nakes juga tertular virus yang dibawanya," terang Uva.

Baca juga: Jadi Pandemi Global, Kenali 3 Gejala Awal Covid-19

3. Adanya stigma negatif dari masyarakat

Ilustrasi rumah sakit, layanan kesehatan dasar disarankan dipisahkan dengan penanganan pasien Covid-19, baik yang ODP maupun PDP.SHUTTERSTOCK Ilustrasi rumah sakit, layanan kesehatan dasar disarankan dipisahkan dengan penanganan pasien Covid-19, baik yang ODP maupun PDP.

Kejadian tidak mengenakkan kembali terjadi pada nakes di sejumlah wilayah. Terbaru yakni tiga perawat di RSUD Bung Karno Solo, Jawa Tengah diusir oleh pemilik kosnya di kawasan Grogol, Kabupaten Sukoharjo.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

Tren
Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Tren
Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Tren
Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Tren
Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Tren
Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Tren
Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini 'Tersapu' oleh Alam

Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini "Tersapu" oleh Alam

Tren
Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Tren
Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com