Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Limbah Plastik Impor Jadi Bahan Bakar, Ini 3 Kasus Pemulangan Sampah Berbahaya

Kompas.com - 20/11/2019, 17:53 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Baru-baru ini limbah impor kembali menjadi sorotan dengan dirilisnya sebuah mini report berjudul "Sampah Plastik Meracuni Rantai Makanan Indonesia" oleh Nexus3, Arnika, Ecoton, dan IPEN, pada November 2019.

Dalam penelitian awal yang dilakukan, ditemukan adanya kandungan polutan berbahaya pada telur ayam yang diproduksi di Desa Bangun dan Desa Tropodo, termasuk dioksin.

Polutan ini dapat menyebabkan penyakit seperti kanker, Parkinson, hingga cacat saat lahir.

Keberadaan polutan berbahaya tersebut berasosiasi dengan keberadaan sampah plastik yang banyak diimpor dari beberapa negara seperti Australia, Kanada, Irlandia, Italia, Selandia Baru, Inggris, dan Amerika Serikat.

Sampah-sampah tersebut kemudian berakhir di penimbunan terbuka atau open dumps, pabrik tahu, pabrik kapur, ataupun tempat-tempat lain dimana masyarakat membakar plastik sebagai bahan bakar.

Dua desa yang terdampak dalam aktivitas tersebut dan menjadi sampel penelitian adalah Tropodo dan Bangun. Berdasarkan laporan, kedua tempat ini menerima 50 ton plastik berkualitas rendah tiap harinya.

Baca juga: Pabrik Tahu Berbahan Bakar Plastik Impor Jadi Sorotan, Ini Kata KLHK

Menanggapi kasus ini, pihak Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan memberikan tanggapannya melalui Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, Bahan Beracun dan Berbahaya (PSLB3) Rosa Vivien Ratnawati.

Vivien menyebut, pemerintah bertekad untuk mengembalikan atau reekspor limbah plastik impor tersebut ke negara asalnya.

"Kami melakukan reekspor berkoordinasi dengan Bea dan Cukai," ungkap Vivien dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com.

Kejadian penyalahgunaan impor limbah bukan yang pertama kalinya terjadi. 

Melansir dari berbagai pemberitaan Kompas.com, berikut adalah beberapa temuan limbah impor terkontaminasi bahan berbahaya dan beracun (B3) di Indonesia:

1. Batam

65 kontainer limbah plastik ditemukan di Pelabuhan Peti Kemas Batuampar, Batam, Kepulauan Riau pada awal Juli 2019.

Setelah dilakukan tes oleh laboratorium Kantor Pelayanan Umum (KPU) Bea dan Cukai Tipe Batam, Kepulauan Riau, sebanyak 38 kontainer diantaranya positif mengantung bahan berbahaya dan beracun (B3).

Sementara, 11 kontainer lagi berisikan limbah plastik tercampur sampah.

Kemudian, 16 kontainer lainnya tidak mengandung limbah dan tidak tercampur sampah alias tidak memenuhi syarat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Berencana Tinggal di Bulan, Apa yang Akan Manusia Makan?

Berencana Tinggal di Bulan, Apa yang Akan Manusia Makan?

Tren
Ustaz Asal Riau Jadi Penceramah Tetap di Masjid Nabawi, Kajiaannya Diikuti Ratusan Orang

Ustaz Asal Riau Jadi Penceramah Tetap di Masjid Nabawi, Kajiaannya Diikuti Ratusan Orang

Tren
Gratis, Ini 3 Jenis Layanan yang Ditanggung BPJS Kesehatan Sesuai Perpres Terbaru

Gratis, Ini 3 Jenis Layanan yang Ditanggung BPJS Kesehatan Sesuai Perpres Terbaru

Tren
Respons Kemenkominfo soal Akun Media Sosial Kampus Jadi Sasaran Peretasan Judi Online

Respons Kemenkominfo soal Akun Media Sosial Kampus Jadi Sasaran Peretasan Judi Online

Tren
Ketahui, Ini 8 Suplemen yang Bisa Sebabkan Sakit Perut

Ketahui, Ini 8 Suplemen yang Bisa Sebabkan Sakit Perut

Tren
Batu Kuno Ungkap Alasan Bolos Kerja 3.200 Tahun Lalu, Istri Berdarah dan Membalsam Mayat Kerabat

Batu Kuno Ungkap Alasan Bolos Kerja 3.200 Tahun Lalu, Istri Berdarah dan Membalsam Mayat Kerabat

Tren
Ditemukan di Testis, Apa Bahaya Mikroplastik bagi Manusia?

Ditemukan di Testis, Apa Bahaya Mikroplastik bagi Manusia?

Tren
Pegi Teriak Fitnah, Ini Fakta Baru Penangkapan Tersangka Kasus Pembunuhan Vina

Pegi Teriak Fitnah, Ini Fakta Baru Penangkapan Tersangka Kasus Pembunuhan Vina

Tren
Ikang Fawzi Antre Layanan di Kantor BPJS Selama 6 Jam, BPJS Kesehatan: Terjadi Gangguan

Ikang Fawzi Antre Layanan di Kantor BPJS Selama 6 Jam, BPJS Kesehatan: Terjadi Gangguan

Tren
Beredar Isu Badai Matahari 2025 Hilangkan Akses Internet Berbulan-bulan, Ini Penjelasan Ahli

Beredar Isu Badai Matahari 2025 Hilangkan Akses Internet Berbulan-bulan, Ini Penjelasan Ahli

Tren
Mengenal Jampidsus, Unsur 'Pemberantas Korupsi' Kejagung yang Diduga Dikuntit Densus 88

Mengenal Jampidsus, Unsur "Pemberantas Korupsi" Kejagung yang Diduga Dikuntit Densus 88

Tren
Starlink dan Literasi Geospasial

Starlink dan Literasi Geospasial

Tren
Saat Pegi Berkali-kali Membantah Telah Bunuh Vina, Sebut Fitnah dan Rela Mati...

Saat Pegi Berkali-kali Membantah Telah Bunuh Vina, Sebut Fitnah dan Rela Mati...

Tren
5 Kasus Besar yang Tengah Ditangani Jampidsus di Tengah Dugaan Penguntitan Densus 88

5 Kasus Besar yang Tengah Ditangani Jampidsus di Tengah Dugaan Penguntitan Densus 88

Tren
Jarang Diketahui, Ini Potensi Manfaat Konsumsi Kunyit Putih Setiap Hari

Jarang Diketahui, Ini Potensi Manfaat Konsumsi Kunyit Putih Setiap Hari

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com