Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal 2 Pria "Unboxing" Gas Elpiji 3 Kg dan Terbakar, Ini Penjelasan Pertamina...

Kompas.com - 17/09/2019, 14:57 WIB
Retia Kartika Dewi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Peristiwa pembongkaran tabung liquifued petroleum gas (LPG) yang terjadi di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta sempat viral di media sosial Twitter pada Minggu (15/9/2019).

Salah satu warga setempat mengungkapkan bahwa kejadian tersebut dilakukan oleh dua pria yang merupakan karyawan dari sebuah warung masakan Padang.

Dua pemuda itu melakukan tindakan pembongkaran karena merasa ditipu dengan tabung gas berisi air.

Setelah mengeluarkan isi tabung dengan selang regulator, dua pemuda itu terbakar dan dilarikan ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara Dr Hardjolukito untuk penanganan lebih lanjut.

Tanggapan Pertamina

Menanggapi hal tersebut, VP Corporate Communication PT Pertamina, Fajriyah Usman mengungkapkan bahwa isi tabung gas LPG 3 kg (gas melon) adalah zat cair.

"Namanya saja LPG. LPG itu kan liquified memang itu isinya cair. Zat cair itu nantinya akan berubah menjadi gas ketika ada tekanan tertentu," ujar Fajriyah saat dikonfirmasi Kompas.com pada Selasa (17/9/2019).

Baca juga: Viral 2 Pria Unboxing Gas Elpiji 3 Kg dan Terbakar, Seperti Apa Kejadiannya?

Tidak hanya itu, dalam video berdurasi 55 detik ini juga terdengar salah satu pria menyampaikan bahwa tabung LPG melon dengan segel berwarna merah adalah LPG palsu.

Kemudian, Fajriyah juga menjelaskan bahwa tindakan pembongkaran dengan mengeluarkan isi tabung gas dinilai salah.

"Memang tindakan yang dilakukan salah, kan namanya LPG itu memang dasarnya dicairkan. Bukan berarti itu sesuatu hal yang palsu," ujar Fajriyah.

Ia mengaku bahwa seal (segel) memiliki bermacam-macam warna.

Adapun perbedaan warna ini bergantung dari agen yang ditunjuk oleh PT Pertamina sebagai pihak yang bertugas mengisi LPG pada tabung tersebut.

Sementara itu, Fajriyah menyampaikan, adanya peredaran tabung gas LPG palsu bukan kewenangan pihaknya.

Menurutnya, untuk mendapatkan tabung gas yang asli atau benar baiknya masyarakat mendapatkannya melalui agen-agen resmi.

"Kalau gas palsu itu di luar kewenangan kami. Itu kita provide ke masyarakat melalui agen-agen kami yang benar, kalau di luar itu kami tidak bisa memastikan isinya seperti apa," ujar Fajriyah.

Baca juga: Ini 6 Tips agar Masyarakat Aman Pakai Gas Elpiji

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Tren
Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Tren
Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Tren
Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Tren
Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Tren
BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

Tren
Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Tren
Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com