KOMPAS.com - Pada masa penjajahan Jepang (1942-1945) di Indonesia, banyak pemuda Tanah Air yang membantu tentara Jepang dalam Perang Pasifik melawan Sekutu, sebagai Heiho.
Heiho adalah barisan prajurit pembantu tentara Jepang, yang beranggotakan para pemuda berusia antara 18-25 tahun.
Anggota Heiho disertakan di Angkatan Darat dan Angkatan Laut Jepang. Ada juga Kempeitai yang merupakan kepolisian.
Berikut ini latar belakang dibentuknya Heiho dan kiprahnya semasa pendudukan Jepang di Indonesia.
Baca juga: Kedudukan Heiho dalam Angkatan Perang Jepang
Pada akhir 1941, Jepang mengobarkan Perang Pasifik atau Perang Asia Timur Raya melawan Sekutu.
Segera setelah itu, Jepang menunjukkan kekuatan militernya yang begitu perkasa, dengan merebut daerah jajahan bangsa Eropa di Asia Tenggara dan sekitarnya.
Pada Maret 1942, Jepang telah merebut Indonesia dari tangan Belanda.
Namun, Jepang tidak dapat mempertahankan dominasinya dalam waktu lama.
Ketika posisinya semakin terdesak oleh Sekutu, Jepang membentuk organisasi militer yang ditujukan sebagai bala bantuan dalam menghadapi Sekutu.
Salah satu organisasi militer bentukan Jepang adalah Heiho. Heiho dibentuk pada tanggal 22 April 1943.
Tujuan Heiho adalah membantu peperangan langsung tentara Jepang dalam melawan Sekutu di berbagai front pertempuran.
Baca juga: Dampak Sistem Autarki yang Diterapkan Jepang terhadap Indonesia
Heiho memberi kesempatan kepada pemuda Indonesia untuk menjadi prajurit perang.
Sejak pendiri Heiho mulai merekrut anggota pada 22 April 1943, Sendenbu (badan propaganda Jepang) mempropagandakan Heiho sebagai suatu kesempatan untuk berbakti kepada tanah air dan bangsa.
Banyak pemuda Indonesia yang mendaftarkan diri untuk menjadi Heiho.
Selain mendapatkan gaji, mendaftar sebagai Heiho dapat menghindarkan seseorang dari sistem kerja paksa (romusha) dan diharapkan menjadi batu loncatan dalam karier militer guna meningkatkan status sosial.