Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksara Nagari: Sejarah dan Perkembangannya

Kompas.com - 20/11/2023, 18:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Aksara Nagari atau Aksara Pra-Nagari adalah aksara yang digunakan untuk menuliskan bahasa Sansekerta dan bahasa Prakerta di daerah India bagian utara sekitar abad ke-8 dan abad ke-13 M.

Sejumlah ahli paleografi menyebutkan nama Aksara Nagari dengan istilah Aksara Siddham.

Aksara Siddham merupakan bagian varian dari Aksara Nagari yang berkembang di luar India, yaitu China, Korea, dan Jepang.

Baca juga: Aksara Pallawa, Aksara Pertama yang Dikenal Bangsa Indonesia

Asal-usul nama

Ada pendapat menyebutkan bahwa kata Nagari berasal dari kata Nagara, yang merupakan sebutan untuk kota Pataliputra (Putna) ibu kota Bihar di India.

Namun, ada juga pendapat lain menyebutkan kata Nagari berasal dari kata Nagarakas yang artinya komunitas pedagang.

Disebut demikian karena aksara ini cukup populer di kalangan para pedagang.

Akan tetapi, pendapat paling umum mengenai asal-usul nama Nagari adalah bahwa kata Nagari merupakan bentuk feminim dari kata Nagara yang dalam bahasa Sansekerta artinya kota.

Baca juga: Sejarah Aksara Jawa

Perkembangan di Indonesia

Menurut sejarah, Aksara Nagari merupakan turunan dari Aksara Gupta yang berkembang di India utara bagian timur.

Sementara itu, Aksara Gupta yang berkembang di India utara bagian barat berevolusi menjadi Aksara Sarada.

Kemudian, Aksara Gupta yang berkembang di India selatan berevolusi menjadi Aksara Pallawa.

Di Indonesia, Aksara Nagari digunakan untuk menulis prasasti di Sumatera, Jawa, Bali, dan Karimun Besar.

Prasasti-prasasti di Indonesia yang menggunakan Aksara Nagari adalah:

  • Prasasti Kalasan (Prasasti Batu)
  • Prasasti Kelurak (Prasasti Batu)
  • Prasasti Sanur atau Prasasti Belanjong
  • Prasasti Aek Sangkilon
  • Prasasti Tandihat I
  • Prasasti Pasir Panjang

Selain itu, Aksara Nagari juga sering digunakan untuk menuliskan mantra agama pada lapik Arca, tablet tanah liat, dan dinding candi.

Pada masa klasik, Aksara Nagari dianggap identik dengan agama Buddha Mahayana.

Satu-satunya contoh Aksara Nagari yang tidak berkaitan dengan agama Buddha dapat ditemukan pada Prasasti Sanur.

 

Referensi:

  • Piliang, Santo Saba. (2020). Lemuria Adlantis Nusantara, True Back History of Indonesia. Santo Saba Piliang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com