Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Prof. Al Makin
Rektor

Rektor UIN Sunan Kalijaga

Adakah Demokrasi di Islam?

Kompas.com - 20/11/2023, 08:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PERTANYAAN ini sudah mengganggu para pemikir dan cendikiawan Muslim paling tidak seratus tahun yang lalu.

Para ulama, intelektual, dan politisi Muslim dari berbagai bangsa yang memeluk Islam menanyakan sekaligus mencoba menjawabnya.

Para tokoh Muslim dari negara-negara Arab di Timur Tengah, Afrika, Asia Tengah, Eropa, Asia Tenggara, termasuk Indonesia, berdebat sudah lebih dari seabad soal ini.

Apakah praktik demokrasi ada dalam sejarah Islam? Apakah Islam mengajarkan demokrasi?
Dalam bentuk apa Nabi Muhammad SAW menjadi teladan demokrasi?

Para cendikiawan Muslim sebelum perang dunia dua memang rata-rata galau mencari bentuk bangsa-bangsa berpenduduk Muslim yang sedang dijajah Eropa untuk merdeka. Mereka mencari bentuk negara seperti apa nantinya, Indonesia termasuk di dalamnya.

Ada banyak solidaritas di kalangan Muslim untuk melahirkan konsep unik tentang demokrasi dan negara modern menurut ajaran Islam. Pemikiran tentang demokrasi saling terkait dan tersambung.

Cokroaminoto, misalnya, mengaitkan Islam, demokrasi, sosialisme, nasionalisme dan gerakan-gerakan lainnya yang relevan.

Para cendikiawan Muslim menjawab dengan berbagai cara, menggali dasar-dasar Kitab Suci Al-Qur’an, membaca Hadits-hadits, dan meneliti kisah masyarakat Madinah di bawah Nabi Muhammad.

Begitu juga mereka mencari embrio praktik politik empat khalifah utama setelah Beliau: Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib.

Menurut para cendikiawan itu, benih-benih itu sudah tumbuh. Begitu juga para pemikir setelah perang dunia dua, ketika negara-negara Muslim merdeka, mempertegas kembali nilai-nilai demokrasi dalam Islam: keadilan, musyawarah, kesejahteraan rakyat, perdamaian, hak-hak manusia, dan kebebasan warga. Dengan berbagai bahasa dan formula, nilai-nilai itu ada.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Duryudana Disayang Raja

Duryudana Disayang Raja

Stori
4 Fakta Sejarah tentang Baitul Hikmah

4 Fakta Sejarah tentang Baitul Hikmah

Stori
Sejarah Kota Pontianak

Sejarah Kota Pontianak

Stori
Kitab Kuning: Sejarah, Ciri-ciri, dan Keunikannya

Kitab Kuning: Sejarah, Ciri-ciri, dan Keunikannya

Stori
Apakah Henry Kissinger Seorang Penjahat Perang?

Apakah Henry Kissinger Seorang Penjahat Perang?

Stori
Mengapa Amerika Serikat Terlibat dalam Perang Vietnam?

Mengapa Amerika Serikat Terlibat dalam Perang Vietnam?

Stori
Agent Orange, Senjata Kimia Amerika dalam Perang Vietnam

Agent Orange, Senjata Kimia Amerika dalam Perang Vietnam

Stori
Sejarah Hari Peringatan untuk Korban Perang Kimia

Sejarah Hari Peringatan untuk Korban Perang Kimia

Stori
Kitab Regweda, Kitab Tertua dari Bagian Kitab Weda

Kitab Regweda, Kitab Tertua dari Bagian Kitab Weda

Stori
Di Mana Lokasi Kerajaan Sriwijaya?

Di Mana Lokasi Kerajaan Sriwijaya?

Stori
Arti Gambar Semangka terhadap Dukungan untuk Palestina

Arti Gambar Semangka terhadap Dukungan untuk Palestina

Stori
Makna dari Nama Sriwijaya

Makna dari Nama Sriwijaya

Stori
Kitab Zabur: Sejarah dan Isinya

Kitab Zabur: Sejarah dan Isinya

Stori
Lebih Dekat Mengenal Seto

Lebih Dekat Mengenal Seto

Stori
Jatuhnya Konstantinopel Naiknya Utsmani, Runtuhnya Utsmani Lahirnya Republik

Jatuhnya Konstantinopel Naiknya Utsmani, Runtuhnya Utsmani Lahirnya Republik

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com