Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksara Sunda: Sejarah dan Jumlahnya

Kompas.com - 05/02/2022, 11:00 WIB
Lukman Hadi Subroto,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Aksara Sunda Kuno adalah aksara yang digunakan oleh orang-orang Sunda, yang menempati Pulau Jawa bagian barat.

Aksara ini digunakan sekitar abad ke-14 hingga abad ke-18, untuk menuliskan karya sastra berbahasa Sunda Kuno.

Aksara Sunda kuno merupakan modifikasi dari aksara Pallawa, yang banyak digunakan dalam naskah lontar pada abad ke-16.

Baca juga: Biografi Daeng Pamatte, Penemu Aksara Lontara

Sejarah

Asal-usul aksara Sunda tidak diketahui secara pasti. Pasalnya, sebelum abad ke-14, sumber-sumber sejarah di Jawa bagian barat umumnya ditulis menggunakan aksara lain, seperti Pallawa dan Jawa Kuno.

Penggunaan aksara Sunda kuno ditemukan pada peninggalan yang berupa prasasti, seperti Astana Gede, yang berada di Kecamatan Kawali, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.

Namun, beberapa ahli sejarah mengungkapkan bahwa aksara Sunda segera tergeser akibat ekspansi wilayah Mataram Islam di Priangan (Bandung).

Mataram Islam mampu menguasai wilayah Priangan, kecuali Cirebon dan Banten. Hal ini yang kemudian memengaruhi budaya di Sunda, yang digeser oleh kebudayaan Jawa.

Salah satu buktinya adalah banyaknya penulis dan budayawan Sunda menggunakan tulisan Jawa.

Selain itu, VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie) bahkan mengeluarkan surat keterangan terkait penggunaan aksara resmi di wilayah Sunda.

Baca juga: Sejarah Aksara Jawa

Surat resmi VOC yang dikeluarkan pada 3 November 1705, menyebutkan wilayah Sunda menggunakan aksara resmi berupa latin, Arab gundul atau pegon, dan aksara Jawa.

Sejak saat itu, aksara Sunda Kuno mulai terlupakan dan bahkan hampir hilang selama beberapa abad.

Jumlah aksara Sunda

Secara grafis, aksara Sunda memiliki bentuk persegi dengan ketajaman yang mencolok.

Aksara Sunda memiliki 30 huruf atau suku kata, yang terdiri dari 7 suara atau vokal dan 23 aksara ngalagena atau konsonan.

Aksara Sunda vokal terdiri dari: a, e, i, o, u, e, dan eu. Sedangkan aksara ngalagena terdiri dari: ka, ga, nga, ca, ja, nya, ta, da, na, pa, ba, ma, ya, ra, la, wa, sa, fa, fa, va, qa, xa, dan za.

Selain itu, ada beberapa aksara Sunda yang baru, seperti fa, vam qa, xa, dan za.

 

Referensi:

  • Hendrawa, R Ayi. Supriadi. (2020). Belajar dan Mengenal Aksara Sunda: Ngamumule Budaya. Serambi Catatan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com