Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hubungan Situasi Politik di Uni Soviet dengan Reunifikasi Jerman

Kompas.com - 04/02/2022, 08:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Pada saat Perang Dunia II berakhir tahun 1945, Jerman mengalami kekalahan sehingga wilayahnya terbagi menjadi empat zona pendudukan.

Empat zona tersebut masing-masing diduduki oleh Amerika Serikat, Inggris, Perancis, dan Uni Soviet.

Dengan adanya pembagian zona ini, maka dapat diketahui bahwa Jerman sudah terpecah belah.

Kendati demikian, pada akhirnya Reunifikasi Jerman (penyatuan Jerman) dilakukan pada 3 Oktober 1990.

Terjadinya Reunifikasi Jerman sendiri ada kaitannya dengan kondisi politik Uni Soviet yang merosot.

Lantas, apa hubungan antara bersatunya Jerman Barat dan Jerman Timur dengan runtuhnya Uni Soviet?

Baca juga: Reunifikasi Jerman: Latar Belakang, Kronologi, dan Dampaknya

Keruntuhan Uni Soviet

Antara 1947 dan 1949, tiga zona yang dikuasai oleh Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis dijadikan satu dengan nama Republik Federal Jerman atau Jerman Barat.

Sementara itu, wilayah yang diduduki oleh Uni Soviet berubah menjadi Republik Demokratik Jerman atau Jerman Timur.

Perpecahan pun kian terasa setelah dilakukan pembatasan wilayah dengan membangun Tembok Berlin pada 1961.

Situasi mulai berubah pada 1980-an, di mana kondisi ekonomi dan politik Uni Soviet karut-marut, yang kemudian berdampak pada aspek kehidupan masyarakat.

Guna mengatasi hal itu, Presiden Uni Soviet Mikhail Gorbachev berupaya memperbaiki keadaan dengan mengeluarkan kebijakan bernama glasnost (keterbukaan politik) dan perestroika (restrukturisasi ekonomi).

Lewat kebijakan tersebut, sistem komunisme mulai berubah menjadi sistem yang jauh lebih demokratis.

Baca juga: Sejarah Runtuhnya Uni Soviet (1991)

Penerapan kebijakan ini justru membuat Uni Soviet jatuh. Pasalnya, semakin banyak konflik di berbagai kelompok masyarakat, yang akhirnya memicu sejumlah negara bagian untuk melepaskan diri, termasuk Jerman Timur.

Jerman Timur melepaskan diri dari Uni Soviet

Kegagalan dari penerapan kebijakan glasnost dan perestroika kemudian mendorong Jerman Timur melakukan aksi pemberontakan agar bisa lepas dari kuasa Uni Soviet.

Puncak demonstrasi masyarakat Jerman Timur terjadi pada1989, yang kemudian disusul dengan peruntuhan Tembok Berlin.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com