Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramalan Jayabaya tentang Masa Depan Pulau Jawa

Kompas.com - 25/09/2023, 20:00 WIB
Rebeca Bernike Etania,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Raja Kediri, Prabu Jayabaya, membuat sebuah ramalan mengenai masa depan Pulau Jawa.

Ramalan Jayabaya itu dibuat setelah dia mendapat pengetahuan dari Maulana Ngali Samsujen, yang dianggap memiliki pengetahuan sakti dari negeri Rum.

Dalam ramalannya, Prabu Jayabaya membagi masa depan Pulau Jawa menjadi tiga periode besar, masing-masing berlangsung selama 700 tahun matahari atau sekitar 721 tahun bulan.

Periode-periode besar ini disebut sebagai zaman kali swara, zaman kali yoga, dan zaman kali sangara.

Setiap periode besar ini dibagi lagi menjadi tujuh periode kecil, masing-masing berlangsung selama 100 tahun matahari atau sekitar 103 tahun bulan.

Baca juga: Mengenal Jayabaya dan Isi Ramalannya

Berikut ini adalah pembagian zaman masa depan Pulau Jawa menurut ramalan Jayabaya:

Zaman kali swara

Zaman Kali Swara dalam pandangan Jayabaya memiliki durasi 700 tahun matahari atau setara dengan 721 tahun bulan.

Zaman ini dicirikan oleh peristiwa alam yang spektakuler, seperti gemuruh, getaran alam, dan kejadian-kejadian luar biasa lainnya.

Selama zaman ini, masyarakat Jawa dikatakan memiliki keinginan untuk mencapai status dewa.

Sementara itu, banyak dewa disebut menurunkan diri menjadi manusia di bumi Jawa.

Zaman kali swara ini kemudian dibagi menjadi tujuh zaman yang lebih kecil, yaitu:

1. Zaman kala kukila (tahun 1-100 tahun matahari atau 1-103 tahun bulan) ditandai oleh persaingan manusia dan ketidakberaturan sebagai aturan.

2. Zaman kala buddha (tahun 101-200 tahun matahari atau 104-206 tahun bulan) dengan penyebaran agama Buddha di kalangan masyarakat Jawa.

3. Zaman kala brawa (tahun 201-300 tahun matahari atau 207-309 tahun bulan) yang mencirikan pemujaan para dewa oleh masyarakat Jawa, dan banyak dewa yang turun ke bumi sebagai manusia.

4. Zaman kala tirta (tahun 301-400 tahun matahari atau 310-412 tahun bulan) dengan peristiwa banjir besar membagi Pulau Jawa menjadi dua bagian, yang saat ini menjadi Pulau Sumatera dan banyak sumber mata air muncul di Jawa.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com