Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prasasti Pamwatan, Peninggalan Terakhir Raja Airlangga

Kompas.com - 24/09/2023, 20:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Prasasti Pamwatan merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Medang-Kahuripan.

Prasasti Pamwatan ini dikeluarkan oleh Raja Airlangga pada 965 Saka atau 1043 M sebagai prasasti terakhir.

Prasasti Pamwatan ditemukan di Desa Pamotan, Kecamatan Sambeng, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.

Menurut sejarawan asal Perancis, yaitu L.C. Damais, Prasasti Pamwatan dikeluarkan tepatnya pada 20 November 1042.

Namun, ada juga sumber yang menyebutkan Prasasti Pamwatan dikeluarkan pada 19 Desember 1042.

Baca juga: Raja Airlangga, Penguasa Tunggal Kerajaan Kahuripan

Isi Prasasti Pamwatan

Isi Prasasti Pamwatan ditulis menggunakan bahasa Jawa Kuno.

Dalam prasasti tersebut tertulis jelas nama Raja Airlangga, yaitu Sri Maharaja Rakai Halu Sri Lokeswara Dharmawangsa Airlangga Utunggadewa.

Umumnya, nama itu tercantum dalam prasasti-prasasti lain yang dikeluarkan oleh Raja Airlangga, sehingga kemungkinan besar Prasasti Pamwatan merupakan prasasti yang dikeluarkan olehnya.

Selain itu, tercantum juga dalam Prasasti Pamwatan nama ibu kota Kerajaan Medang-Kahuripan adalah Daha.

Baca juga: Penyebab Kerajaan Medang Kamulan Dibagi Menjadi Dua

Hal ini menunjukkan bahwa ternyata terjadi pemindahan pusat pemerintahan dari Kahuripan ke Daha.

Pemindahan pusat kekuasaan ini bisa dimaksudkan untuk membangun kembali Istana Daha, yang berarti dahana pura, istana yang terbakar.

Penulisan nama Daha ini terdapat pada bagian atas Prasasti Pamwatan.

Prasasti Pamwatan sempat dicuri atau hilang pada 2003.

Oleh sebab itu, Prasasti Pamwatan yang ada saat ini merupakan duplikat dari foto yang pernah dipublikasi.

 

Referensi:

  • Sukatno, Otto. Cr dan Untung Mulyono. (2021). Pararaton: Wangsa Itsyana Mpu Sendok dan Kerajaan Kahuripan. Yogyakarta: Nusamedia.
  • Sukatno, Otto. Cr dan Untung Mulyono. (2018). Pararaton: Kitab Para Raja, Menguak Jejak Genealogi Sejarah Wangsa Jawa dari Tarumanegara Hingga Majapahit. Yogyakarta: Nusamedia.
  • Ajidarma, Seno Gumira. (2002). Surat dari Palmerah Indonesia dalam Politik Mehong, 1996-1999. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com