Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jas Merah, Pidato Terakhir Soekarno pada HUT Ke-21 Indonesia

Kompas.com - 19/09/2023, 16:00 WIB
Rebeca Bernike Etania,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dalam peringatan Hari Ulang Tahun ke-21 Republik Indonesia pada 17 Agustus 1966, Presiden Soekarno menyampaikan pidato terakhirnya sebagai seorang kepala negara.

Pidato ini sering dikenal sebagai "Jas Merah" atau jangan melupakan sejarah, sesuai pesan yang disampaikan Soekarno agar bangsa Indonesia tidak sekali-kali meninggalkan sejarah perjuangan.

Soekarno mengingatkan kembali bahwa Republik Indonesia telah mengalami 21 tahun perjuangan yang penuh dengan pengorbanan dan pencapaian.

Baca juga: Isi Pidato Soekarno 1 Juni 1945, Cikal Bakal Lahirnya Pancasila

Pesan Soekarno dalam Jas Merah

Dalam pidato Jas Merah, Soekarno menekankan bahwa di tahun-tahun itu, Indonesia telah tumbuh dan berkembang.

Namun, bangsa ini juga masih menghadapi berbagai tantangan yang memerlukan pemahaman mendalam terhadap sejarah perjuangan Indonesia.

Dalam hal tersebut, ia menjelaskan bahwa sejarah perjuangan adalah pelajaran berharga yang harus dipegang teguh oleh seluruh rakyat Indonesa.

Ia mengajak semua warga Indonesia, terutama generasi muda, untuk memahami dan menghargai perjuangan para pahlawan dan pejuang kemerdekaan.

Menurut Soekarno, menjaga kesadaran sejarah ini adalah kunci untuk menjaga semangat nasionalisme, patriotisme, dan semangat perjuangan dalam membangun masa depan Indonesia yang lebih baik.

Soekarno juga menyoroti peristiwa-peristiwa terkini yang telah mengguncang Indonesia, termasuk yang disebutnya sebagai "tahun gawat".

Ia menjelaskan bahwa negara-negara asing terus mengawasi Indonesia dan perjuanganbangsa ini.

Oleh karena itu, menjaga kemerdekaan dan kedaulatan negara merupakan tugas yang sangat penting.

Baca juga: 3 Arsip Bersejarah RI Jadi “Memory of the World” UNESCO, Salah Satunya Pidato Soekarno

Pesan utama dalam pidato Soekarno adalah bahwa sejarah perjuangan bangsa adalah aset berharga yang tidak boleh dilupakan.

Ia mengingatkan bahwa sejarah perjuangan adalah landasan bagi perjuangan yang akan datang.

Dalam akhir pidatonya, Soekarno dengan tegas mengajak semua warga Indonesia untuk tetap setia pada ajaran-ajaran revolusi dan memandangnya sebagai pedoman dalam perjalanan bangsa.

Soekarno juga menegaskan bahwa kepepimpinannya adalah untuk kepentingan bersama dan bukan untuk keuntungan pribadinya.

Kutipan pidato “Jas Merah”

“Hasil-hasil positif yang sudah dicapai di masa yang lampau jangan dibuang begitu saja. Membuang hasil-hasil positif dari masa yang lampau tidak mungkin.

Sebab, kemajuan yang kita miliki sekarang ini adalah akumulasi daripada hasil-hasil perjuangan di masa lampau, yaitu hasil-hasil macam-macam perjuangan dari generasi nenek moyang kita sampai kepada generasi yang sekarang ini.

Sekali lagi saya ulangi kalimat ini, membuang hasil-hasil positif dari masa yang lampau tidak mungkin.

Sebab, kemajuan yang kita miliki sekarang ini adalah akumulasi adalah akumulasi daripada hasil-hasil perjuangan di masa lampau”.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com