KOMPAS.com - Buddha adalah salah satu kepercayaan terbesar di dunia.
Ajaran Buddha sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu, berasal dari India.
Apabila membahas mengenai agama Buddha tidak dapat terlepas dari sosok Siddharta Gautama.
Sebab, Siddharta Gautama adalah pendiri sekaligus penyebar agama Buddha.
Lalu, apa alasan Siddharta Gautama menciptakan agama Buddha?
Baca juga: Sakyakirti dan Dharmapala, Pendeta Buddha dari Kerajaan Sriwijaya
Sejak lahir, Siddharta Gautama telah diramal bahwa kelak ia akan menjadi pemimpin yang hebat.
Bahkan ia diramal akan menjadi Chakrawarti (maharaja) dunia.
Namun, ramalan tersebut justru membuat Raja Siddhodana, ayah Siddharta Gautama merasa khawatir.
Sebab, ia takut Siddharta akan meninggalkan istana dan memilih menjadi pertapa.
Raja Siddhodana ingin anaknya mewarisi kekuasaannya sebagai raja, bukan pertapa.
Selama beberapa tahun, Siddharta dilarang melihat empat hal, yaitu orang sakit, orang mati, orang tua, dan pertapa.
Konon, apabila melihatnya, Siddharta akan menjadi pertapa dan menjadi seorang Buddha.
Suatu hari, Siddharta meminta izin keluar istana dan ia tidak sengaja melihat keempat hal tersebut yang seharusnya tidak boleh ia lihat.
Sontak Siddharta merasa sedih. Alhasil, pada usia 29 tahun, Siddharta memutuskan meninggalkan istana, istri, dan anaknya yang baru lahir.
Ia pergi untuk menjadi pertapa yang bertujuan menemukan cara menghilangkan penderitaan atau membebaskan manusia dari rasa sakit, tua, dan kematian.