KOMPAS.com - Perang Uhud adalah peperangan antara umat Islam melawan kaum kafir Quraisy, yang terjadi pada tahun ketiga Hijriah atau sekitar Maret 625 Masehi.
Dalam perang ini, pasukan umat Muslim jauh lebih sedikit dan akhirnya kalah dari kaum Quraisy.
Jumlah pasukan kaum Muslimin pada Perang Uhud hanya 700 orang, sedangkan pasukan lawan mencapai 3.000 orang.
Dalam sejarah Islam, Perang Uhud tercatat sebagai peperangan pertama yang diikuti oleh para wanita.
Bahkan ada istri dan putri Rasulullah yang ikut membantu dalam Perang Uhud.
Siapa saja wanita yang ikut Perang Uhud?
Baca juga: Penyebab Perang Uhud
Di antara wanita yang ikut dalam Perang Uhud adalah Aisyah binti Abu Bakar, Nusaibah binti Ka'ab (Ummu Imarah), Mahnah binti Jahsy Al-Asadiyyah, Ummu Salith, Ummu Sulaim, Fatimah Az-Zahra, dan masih banyak lainnya.
Kepahlawanan para wanita yang terlibat Perang Uhud ditunjukkan melalui berbagai peran penting, di antaranya:
Salah satu peran penting yang dimainkan para wanita dalam Perang Uhud adalah memberi minum pasukan.
Diriwayatkan bahwa Ummu Sulaim bersama istri Rasulullah, Aisyah binti Abu Bakar, membawa dan mengisi geriba-geriba air untuk minum para pasukan.
Bahkan ada yang meriwayatkan mereka juga membantu menuangkan air ke mulut pasukan Muslim yang membutuhkan.
Ka'ab bin Malik berkata, "Hamnah binti Jahsyi memberi air minum kepada pasukan yang kehausan dan mengobati yang terluka, sedangkan Ummu Aiman memberi air minum kepada pasukan yang terluka."
Baca juga: Siapa Pemimpin Kaum Munafik pada Perang Uhud?
Abdurrazzaq meriwayatkan dari Az-Zuhri, "Para muslimah ikut serta bersama Rasulullah dalam beberapa peperangan, mereka memberi air minum kepada pasukan perang dan mengobati yang terluka."
Selain itu, ada pula yang membantu korban keluar dari medan perang dan mengantarnya ke Madinah.
Aisyah binti Abu Bakar bukan satu-satunya wanita terdekat Nabi Muhammad yang berpartisipasi dalam Perang Uhud.