Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pangeran Martapura, Pemimpin Tersingkat Kerajaan Mataram Islam

Kompas.com - 31/05/2023, 11:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Pangeran Arya Martapura atau Raden Martapura adalah putra dari Anyakrawati, pemimpin Kerajaan Mataram Islam (1601-1613).

Sebagai anak dari seorang raja, Pangeran Mahaputra diberi gelar sebagai adipati anom (putra mahkota) yang dicalonkan menjadi pemimpin Kerajaan Mataram Islam, sepeninggalan Anyakrawati.

Meskipun Pangeran Martapura adalah pewaris sah takhta Kerajaan Mataram Islam, ia hanya diangkat menjadi raja selama satu hari pada 1613, sebelum dilanjutkan oleh saudara tirinya, Sultan Agung.

Lantas, mengapa Pangeran Martapura hanya dijadikan raja selama satu hari?

Baca juga: Sejarah Kotagede, Ibu Kota Kerajaan Mataram Islam yang Pertama

Hanya menjadi raja selama satu hari

Pangeran Martapura yang bernama asli Raden Mas Wuryah adalah putra dari Raden Mas Jolang (Anyakrawati) dari istri pertamanya, Ratu Tulungayu asal Ponorogo.

Pangeran Martapura lahir di Kotagede, Yogyakarta, pada 1605.

Sebagai anak dari istri pertama Anyakrawati, Pangeran Martapura diberi gelar adipati anom (putra mahkota), di masa pemerintahan ayahnya.

Pangeran Martapura memiliki seorang kakak dari beda ibu, yaitu Raden Mas Rangsang, kelak lebih dikenal sebagai Sultan Agung.

Apabila melihat dari gelarnya, Pangeran Martapura yang seharusnya menjadi penerus takhta Kerajaan Mataram Islam setelah sang ayah meninggal.

Namun, pada akhirnya, Anyakrawati justru menunjuk Raden Mas Rangsang sebagai Raja Mataram III.

Pengangkatan Raden Mas Rangsang sebagai raja Mataram masih berkaitan dengan janji yang dimiliki Anyakrawati dengan istri pertamanya, yaitu:

“Akan memberikan takhta Kerajaan Mataram kepada anak dari istri pertama. Namun, karena selama waktu yang cukup lama, ternyata istrinya tidak memberikan keturunan. Anyakrawati pun menikah lagi. Anyakrawati dengan istri kedua tidak membutuhkan waktu yang lama untuk bisa mendapatkan anak. Setelah Raden Mas Rangsang lahir, barulah istri pertama Hanyokrowati hamil Raden Mas Martapura.”

Peristiwa inilah yang kemudian membuat janji Anyakrawati kepada istri pertamanya tidak berlaku lagi.

Setelah Susuhunan Anyakrawati wafat pada 1613, ia sempat berwasiat supaya takhta Kerajaan Mataram Islam diserahkan kepada Raden Mas Rangsang.

Namun, karena Anyakrawati sudah lebih dulu berjanji kepada Ratu Tulungayu, maka Pangeran Martapura harus dijadikan raja terlebih dahulu selama satu hari, sebagai pemenuhan janji.

Pangeran Martapura pun naik takhta pada 1613, dan keesokan harinya digantikan oleh Raden Mas Rangsang yang bergelar Sultan Agung.

 

Referensi:

  • Lestari, Dwi. (2020). Takhta Raja-raja Jawa. Yogyakarta: Anak Hebat Indonesia.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com