Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Reaksi Masyarakat Bengkulu Mendengar Berita Proklamasi

Kompas.com - 07/05/2023, 17:00 WIB
Susanto Jumaidi,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Proklamasi 17 Agustus 1945 merupakan momentum penting dalam sejarah panjang Republik Indonesia.

Berita proklamasi yang tersebar ke berbagai penjuru daerah disambut hangat oleh mayoritas masyarakat Indonesia.

Setiap daerah menunjukan reaksi yang beragam tatkala mendengar berita kemerdekaan Indonesia.

Demikian juga masyarakat Bengkulu yang gembira menyambut berita proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Masyarakat Bengkulu yang menerima kabar proklamasi, berduyun-duyun menyambut dengan penuh semangat kemerdekaan Indonesia.

Baca juga: Tokoh Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Berita Proklamasi di Bengkulu

Berita tentang proklamasi yang dibacakan oleh Soekarno di Jakarta, secara cepat menyebar ke berbagai daerah di Indonesia.

Di Bengkulu, sampainya berita proklamasi tidak secara serentak. Namun, berita proklamasi telah beredar dari mulut ke mulut sejak pekan keempat di bulan Agustus 1945.

Meskipun berita proklamasi telah beredar di Bengkulu, masyarakat masih kebingungan perihal kebenaran kabar tersebut.

Baca juga: Cara Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Di Kota Manna, Bengkulu, berita proklamasi kali pertama dikabarkan oleh Buldani Masik, seorang mantan pimpinan regu Senapan Mesin Berat Gyugun di Pagaralam.

Barulah ketika berita itu terverifikasi, masyarakat Bengkulu meluapkan kegembiraan dan membentuk kelompok-kelompok dengan menjunjung pimpinan sendiri-sendiri.

Demikianlah kabar itu secara cepat menyebar ke berbagai pelosok di Bengkulu yang menjadikan semangat mereka kian bertambah untuk mengusir sisa-sisa kolonial.

Berbagai elemen masyarakat Bengkulu menyiapkan kebutuhan-kebutuhan guna mengantisipasi kemungkinan buruk pascaproklamasi.

Sebagian masyarakat Bengkulu menyadari bahwa meskipun proklamasi telah dikumandangkan, sisa-sisa penjajah, khususnya Jepang, masih mengintai pergerakan pribumi.

Menyikapi kondisi demikian, mantan regu Gyugun dan Heiho, membentuk pasukan Pembela Tanah Air.

Baca juga: Sejarah Proklamasi 17 Agustus 1945

Menuju Revolusi

Para mantan Perwira Gyugun dan Heiho segera mengambil langkah cepat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com