Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Pending Coffee", Histori Perbuatan Baik dari Secangkir Kopi

Kompas.com - 13/09/2022, 21:00 WIB
Josephus Primus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pending coffee atau kopi tunda adalah perilaku perbuatan baik menyisihkan uang pembelian kopi bagi orang  tak mampu.

Pending coffee biasanya terjadi di kedai-kedai kopi.

Namun begitu, histori perbuatan baik tersebut masih jarang terjadi di Indonesia.

Di Indonesia, kafe-kafe menyediakan kotak uang di dekat tempat kerja peracik kopi.

Pengunjung memasukkan uang kembalian bukan sebagai pending coffee.

Uang itu justru menjadi uang tips bagi para pekerja kafe.

Baca juga: Empowering Local Community through Gayo Coffee Harvest Festival in Indonesia’s Aceh

Kelas pekerja

Minum kopi menjadi rutinitas pelatih asal Chile, Javier Roca sebelum memimpin latihan perdana bersama tim barunya Arema FC di Stadion Gajayana Kota Malang, Rabu (7/9/2022) sore.KOMPAS.com/SUCI RAHAYU Minum kopi menjadi rutinitas pelatih asal Chile, Javier Roca sebelum memimpin latihan perdana bersama tim barunya Arema FC di Stadion Gajayana Kota Malang, Rabu (7/9/2022) sore.

Literatur atau sumber mengenai pending coffee datang dari kisah mulut ke mulut.

Berawal dari Napoli, sebuah kota di Italia.

100 tahun silam, ada komunitas kelas pekerja di Quartiere della Sanit.

Di situ sepotong kisah mengemuka saat para pekerja tengah duduk-duduk minum kopi di sebuah kedai.

Mereka tiba pada pertimbangan ikhwal adanya sesama pekerja yang pada suatu ketika, tidak mampu membeli secangkir kopi.

Alhasil, lama kelamaan, muncullah kebiasaan para pekerja itu menyisihkan uang untuk kopi yang tidak dipesan.

Artinya, bila seseorang membeli secangkir kopi, ia akan membayarkan dengan sukarela harga satu cangkir kopi lagi.

Salah satu manfaat minum kopi adalah menurunkan risiko kematian dini.Shutterstock/sebra Salah satu manfaat minum kopi adalah menurunkan risiko kematian dini.

Kopi ini tidak diminum oleh sang pembeli namun kopi akan diminum oleh pembeli sesudahnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com