Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa yang Menciptakan Kalender Jawa?

Kompas.com - 13/09/2022, 11:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Masyarakat Indonesia secara umum mengenal penanggalan Masehi, yang notabene juga dipakai secara internasional.

Namun, khusus masyarakat Jawa, setidaknya ada tiga sistem penanggalan yang mereka kenal, yakni kalender Masehi, Hijriah (Islam), dan kalender Jawa.

Di antara sistem penanggalan tersebut, kalender Jawa menjadi yang paling muda.

Lantas, siapa yang menciptakan kalender Jawa dan kapan dimulainya?

Baca juga: Bagaimana Perhitungan Kalender Hijriah?

Sultan Agung menciptakan kalender Jawa

Kalender Jawa diciptakan pertama kali oleh Sultan Agung pada 1633 Masehi.

Sultan Agung adalah raja terbesar Mataram Islam, yang berhasil membawa kerajaan menuju puncak kejayaan ketika berkuasa antara 1613-1645.

Pada masa pemerintahannya, Sultan Agung membawa banyak perubahan, salah satunya menciptakan kalender Jawa.

Kalender Jawa adalah hasil perpaduan antara penanggalan Saka dari India dan Hijriah (Islam).

Sebelum masa pemerintahan Sultan Agung, masyarakat Mataram Islam menggunakan kalender Saka.

Kalender Saka didasarkan pada pergerakan matahari, berbeda dengan kalender Islam atau Hijriah yang didasarkan pada pergerakan bulan.

Perbedaan itu menyebabkan perayaan-perayaan adat yang diselenggarakan oleh keraton tidak selaras dengan perayaan-perayaan hari besar Islam.

Baca juga: Pengaruh Hindu terhadap Sistem Kalender Indonesia

Sultan Agung menginginkan agar perayaan adat oleh keraton dan hari besar Islam dapat terjadi dalam waktu bersamaan.

Itulah kenapa Sultan Agung menciptakan kalender Jawa, yang merupakan perpaduan antara kalender Saka dan Hijriah.

Kapan kalender Jawa dimulai?

Perubahan sistem penanggalan oleh Sultan Agung dilakukan hari Jumat Legi, saat pergantian tahun baru Saka 1555 yang ketika itu bertepatan dengan tahun baru Hijriah 1 Muharam 1043 H dan 8 Juli 1633 M.

Penanggalan yang baru tidak mengganti hitungan tahun Saka 1555 menjadi tahun 1, tetapi meneruskannya dengan berbagai penyesuaian.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com