Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krisis Pakaian pada Masa Pendudukan Jepang

Kompas.com - 29/07/2022, 20:00 WIB
Lukman Hadi Subroto,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jepang menjajah Indonesia pada 1942 hingga 1945 dan membawa masalah sosial bagi rakyat.

Salah satu permasalahan yang ditimbulkan penjajahan Jepang adalah krisis sandang atau pakaian di Indonesia.

Pada masa pendudukan Jepang, rakyat Indonesia kesulitan memiliki pakaian, bahkan kebanyakan orang hanya bisa memakai karung goni untuk menutup tubuh.

Baca juga: Mengapa Tentara Jepang Sangat Kejam?

Krisis pakaian

Kedatangan Jepang pada 1941 awal mulanya disambut gembira oleh rakyat Indonesia.

Jepang seakan datang sebagai pelindung yang hendak membebaskan Indonesia dari penjajahan Belanda.

Namun, kegembiraan rakyat Indonesia tidak berlangsung lama.

Rakyat Indonesia kemudian jutsru dipaksa membantu Jepang dalam Perang Dunia II. 

Setelah mendarat di Banten pada 1942, militer Jepang menyita segala kebutuhan pokok, seperti makanan, obat-obatan, hingga pakaian.

Penyitaan ini dilakukan oleh militer Jepang hingga terjadi kelangkaan kebutuhan pokok dalam masyarakat Indonesia.

Rakyat Indonesia tidak hanya miskin dan lapar. Bahkan, untuk berpakaian pun, rakyat Indonesia kesusahan. 

Pakaian hilang dari pasaran. Selain itu, pakaian tidak diproduksi karena Jepang mengambil seluruh kapas di Indonesia.

Akibatnya, rakyat Indonesia kesulitan mencari pakaian sebagai pelindung tubuh.

Baca juga: Kekejaman Jepang di Perang Dunia II

Rakyat Indonesia kemudian memanfaatkan benang goni yang biasa digunakan untuk membuat karung, sebagai pakaian.

Mereka memintal benang goni dan dibentuk sebagai pakaian untuk menutup tubuh.

Karung goni saat itu juga merupakan pakaian yang dikenakan oleh pekerja paksa atau romusha di Sumatera.

Para pekerja paksa yang didatangkan dari Jawa diberi karung goni sebagai pakaian ketika membangun rel di Pekanbaru.

Karung goni merupakan pakaian keseharian bagi pekerja paksa dan rakyat Indonesia di masa pendudukan Jepang. Bahkan, mereka hanya memiliki satu pakaian karung goni dan tidak ada gantinya.

 

Referensi:

  • Notosusanto, Nugroho. (2008). Sejarah Nasional Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com