KOMPAS.com - Hikayat dan dongeng adalah dua bentuk prosa lama atau karya sastra daerah yang belum mendapat pengaruh kebudayaan Barat.
Menurut KBBI, hikayat adalah karya sastra lama Melayu berbentuk prosa yang berisi cerita, undang-undang, dan silsilah bersifat rekaan, keagamaan, historis, biografis, atau gabungan sifat-sifat itu.
Sedangkan dongeng dalam KBBI didefinisikan sebagai cerita yang tidak benar-benar terjadi (terutama tentang kejadian zaman dulu yang aneh-aneh).
Selain masuk dalam kategori prosa lama, dari definisi tersebut diketahui bahwa hikayat dan dongeng sama-sama berbentuk teks narasi fiksi.
Unsur intrinsik hikayat dan dongeng juga sama, yaitu terdiri dari tema, alur, amanat, watak, dan latar.
Lantas, apa saja perbedaan hikayat dan dongeng?
Baca juga: Hikayat: Pengertian, Fungsi, Ciri-ciri, Jenis, dan Contoh
Bahasa yang digunakan dalam hikayat berbeda dengan karya sastra lainnya.
Secara umum, hal ini disebabkan hikayat menggunakan bahasa Melayu klasik, sehingga banyak menggunakan konjungsi (kata penghubung) pada awal kalimat seperti maka atau ketika, dan menggunakan kata arkais.
Kata arkais adalah kata-kata yang tidak lagi lazim dipakai, misalnya seperti beroleh (mendapat), dan titah (perintah).
Oleh karena itu, bahasa hikayat tampak unik dan memiliki nilai seni yang tinggi.
Berbeda dengan dongeng, yang tidak menggunakan istilah atau bahasa yang sulit dan mudah dimengerti bahkan oleh anak-anak.
Baca juga: Hikayat Amat Rhang Manyang, Kisah Anak Durhaka yang Dikutuk Jadi Bukit
Hikayat adalah bentuk prosa lama yang berisikan cerita kehidupan para dewa, peri, tokoh sejarah, kehidupan raja-raja yang mempunyai kesaktian atau kekuatan luar biasa.
Hikayat paling sering mengambil tokoh sejarah atau tokoh kerajaan (istanasentri), misalnya Hikayat Raja-raja Pasai, Hikayat Hang Tuah, dan Hikayat Iskandar Zulkarnain.
Berdasarkan isinya, jenis hikayat di antaranya:
Dongeng adalah cerita rekaan tentang suatu hal yang tidak pernah terjadi dan umumnya tidak masuk akal.