Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Belanda Memecah Belah Kesultanan Mataram

Kompas.com - 04/01/2022, 11:02 WIB
Lukman Hadi Subroto,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kesultanan Mataram merupakan kerajaan Islam yang berkuasa di Pulau Jawa sejak abad ke-16.

Namun, dalam perkembangannya, kerajaan ini dibagi menjadi empat kekuasaan, yakni Kasunanan Surakarta, Kesultanan Yogyakarta, Praja Mangkunegaran, dan Praja Pakualaman.

Dari empat pecahan itu, tiga di antaranya, yakni Kasunanan Surakarta, Kesultanan Yogyakarta, Praja Mangkunegaran, dipecah oleh Belanda pada pertengahan abad ke-18.

Sebelumnya, VOC memang telah memiliki pengaruh yang cukup kuat hingga mampu menguasai Mataram.

Lantas, apa alasan Belanda memecah belah Kesultanan Mataram?

Baca juga: Panembahan Senopati, Pendiri Kerajaan Mataram Islam

Hubungan VOC dan Mataram

Salah satu penyebab jatuhnya Kerajaan Mataram Islam adalah campur tangan VOC dalam urusan internal kerajaan.

Pada 1614, VOC yang masih berkantor di Ambon, pernah mengirim utusan kepada Sultan Agung, penguasa Mataram periode 1613-1645, untuk bekerja sama, tetapi ditolak.

VOC mengirim utusan lagi selama beberapa kali, tetapi masih ditolak juga. Bahkan Sultan Agung, yang sangat membenci VOC, menyerang markasnya di Batavia.

Namun, usaha yang dilakukan hingga dua kali itu selalu gagal hingga Sultan meninggal pada 1645.

Keruntuhan Mataram dimulai setelah Sultan Agung wafat dan takhta kerajaan jatuh ke tangan Amangkurat I, yang memerintah dari 1646-1677.

Pada masa Amangkurat I inilah, Mataram mulai menjalin hubungan dengan VOC demi memadamkan pemberontakan yang kerap terjadi.

Hubungan tersebut datang dalam bentuk militer dan perdagangan. Bahkan seiring berjalannya waktu, VOC juga ikut campur dalam masalah internal kerajaan.

Akibatnya, pada masa pemerintahan raja-raja berikutnya, Kesultanan Mataram terus mengalami pergolakan besar.

Baca juga: Campur Tangan VOC di Kerajaan Mataram

Mataram terpecah menjadi tiga

Pada masa Amangkurat III (1703-1705), terjadi perselisihan terkait hak sebagai raja Mataram.

Pangeran Mangkubumi dan Raden Mas Said yang merasa berhak atas takhta Mataram, kemudian memberontak kepada Amangkurat III.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com