Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Belanda Memecah Belah Kesultanan Mataram

Kompas.com - 04/01/2022, 11:02 WIB
Lukman Hadi Subroto,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

Mengetahui adanya konflik ini, VOC kemudian menunggangi perselisihan dan semakin mempengaruhi keraton.

Selain itu, VOC juga memainkan politik pecah belah, yang pada akhirnya mengakibatkan Mataram terbelah menjadi dua, yaitu Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta setelah diadakan Perjanjian Giyanti pada 1775.

VOC kembali berperan dalam pecahnya kekuasaan Kasunanan Surakarta menjadi tiga, yaitu melalui Perjanjian Salatiga pada 1757.

Dalam perjanjian itu, Raden Mas Said mendapat sebagian wilayah Surakarta dan mendirikan Praja Mangkunegaran.

Dengan begitu, Kesultanan Mataram secara praktis telah terbagi tiga, yaitu Kasunanan Surakarta, Kesultanan Yogyakarta, dan Praja Mangkunegaran.

Baca juga: Mangkunegaran: Sejarah, Pendiri, Raja-raja, dan Pemerintahan

Keuntungan VOC

Melalui kerjasama, yang kemudian berubah menjadi politik pecah belah Mataram, VOC mendapat keuntungan yang begitu besar.

Setelah VOC berhasil membantu Mataram memadamkan pemberontakan Trunajaya, Mataram dituntut untuk mengganti rugi biaya perang.

Namun, karena tidak mampu mengganti biaya perang, Mataram kehilangan seluruh pelabuhan di Pantai Utara Jawa kepada VOC.

VOC juga mengakuisi wilayah seluruh wilayah Mataram di sebelah timur Sungai Pamanukan.

Hak monopoli ekspor dan impor beras dan barang-barang manufaktur pun sepenuhnya dikuasai VOC.

Hal ini membuat kekuasaan Mataram menyempit akibat dari kerjasamanya dengan VOC.

Baca juga: Sri Susuhunan Pakubuwono III, Raja Jawa Pertama yang Dilantik VOC

Alasan VOC memecah Mataram

Alasan utama VOC memecah Mataram adalah untuk mewujudkan monopoli perdagangan di wilayah Pulau Jawa, terutama di Pesisir Pantai Utara Jawa yang memiliki pelabuhan penting.

Mataram merupakan negeri yang makmur sebagai penghasil beras dan kayu yang sangat dibutuhkan Belanda saat itu.

Untuk memuluskan kepentingannya di bidang perdagangan, ekonomi, dan politik, Belanda kemudian memecah Mataram.

Dengan memecah kerajaan besar menjadi kelompok-kelompok kecil, maka VOC akan dapat menjaga kekuasaannya dan lebih mudah mengendalikan keturunan Mataram yang telah terpecah.

Perpecahan itu dilakukan VOC untuk memecah kekuatan politik di Mataram serta untuk mempermudah pengawasan.

Dengan semua usaha itu VOC berhasil menguasai perdagangan di Pulau jawa serta bebas melakukan monopoli perdagangan.

VOC juga mampu mengurangi kekuasaan dan pengaruh politik di wilayah Mataram dengan mengurangi hak dan wewenangnya.

 

Referensi:

  • Purwadi. Waryanti, Endang. 2015. Perjanjian Giyanti: strategi politik teritorial untuk mewujudkan perdamaian di Kraton Mataram. Surakarta: Laras Media Prima
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com