KOMPAS.com - Dinasti Han adalah dinasti kekaisaran kedua China yang berkuasa antara 202 SM hingga 220 M.
Pendiri dinasti ini adalah seorang pemimpin pemberontak dari kelas petani bernama Liu Bang.
Meskipun pemerintahannya dinodai dengan berbagai drama mematikan di istana, Dinasti Han dikenal sebagai yang pertama memeluk falsafah Konfusianisme, yang kemudian menjadi asa ideologi semua rezim hingga akhir kekaisaran China.
Selain itu, jalur perdagangan darat yang menghubungkan China dan Eropa atau dikenal sebagai Jalur Sutra, juga dibangun pada masa Dinasti Han.
Masa kekuasaan Dinasti Han, yang bertahan selama empat abad lebih, kerap disebut sebagai zaman keemasan dalam sejarah China.
Berbagai karya seni dan penemuannya juga masih berpengaruh terhadap perkembangan dunia saat ini.
Sejarah berdirinya Dinasti Han bermula dari pemberontakan yang mewarnai pemerintahan Dinasti Qin (221-206 SM).
Dalam waktu empat tahun, kekuasaan dinasti kekaisaran pertama China tersebut akhirnya runtuh pada 206 SM karena pemberontakan.
Menyusul keruntuhan Dinasti Han, dua pemimpin pemberontak, Xiang Yu dan Liu Bang, saling bertarung untuk mengklaim takhta kekaisaran.
Liu Bang, yang berhasil mengalahkan Xiang Yu dalam Pertempuran Gaixia (202 SM), kemudian dinobatkan sebagai kaisar pertama Dinasti Han.
Setelah naik takhta, ia mendapatkan gelar Kaisar Gaozu dan mendirikan ibu kota Dinasti Han di Chang'an (sekarang Xi'an).
Selain itu, Kaisar Gaozu juga mengganti para raja dari kerajaan China Kuno dengan anggota dari Wangsa Liu.
Hal ini dilakukan untuk mencegah kemungkinan adanya pemberontakan.
Baca juga: Kekaisaran Karoling: Sejarah, Masa Kejayaan, dan Keruntuhan
Dinasti Han mencapai masa keemasan ketika diperintah oleh Kaisar Wu (140-87 SM).
Sang kaisar sangat terkenal karena kemampuannya dalam mengusir Bangsa Barbar.