Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dinasti Han: Sejarah, Masa Kejayaan, dan Keruntuhan

Pendiri dinasti ini adalah seorang pemimpin pemberontak dari kelas petani bernama Liu Bang.

Meskipun pemerintahannya dinodai dengan berbagai drama mematikan di istana, Dinasti Han dikenal sebagai yang pertama memeluk falsafah Konfusianisme, yang kemudian menjadi asa ideologi semua rezim hingga akhir kekaisaran China.

Selain itu, jalur perdagangan darat yang menghubungkan China dan Eropa atau dikenal sebagai Jalur Sutra, juga dibangun pada masa Dinasti Han.

Masa kekuasaan Dinasti Han, yang bertahan selama empat abad lebih, kerap disebut sebagai zaman keemasan dalam sejarah China.

Berbagai karya seni dan penemuannya juga masih berpengaruh terhadap perkembangan dunia saat ini.

Sejarah berdirinya Dinasti Han

Sejarah berdirinya Dinasti Han bermula dari pemberontakan yang mewarnai pemerintahan Dinasti Qin (221-206 SM).

Dalam waktu empat tahun, kekuasaan dinasti kekaisaran pertama China tersebut akhirnya runtuh pada 206 SM karena pemberontakan.

Menyusul keruntuhan Dinasti Han, dua pemimpin pemberontak, Xiang Yu dan Liu Bang, saling bertarung untuk mengklaim takhta kekaisaran.

Liu Bang, yang berhasil mengalahkan Xiang Yu dalam Pertempuran Gaixia (202 SM), kemudian dinobatkan sebagai kaisar pertama Dinasti Han.

Setelah naik takhta, ia mendapatkan gelar Kaisar Gaozu dan mendirikan ibu kota Dinasti Han di Chang'an (sekarang Xi'an).

Selain itu, Kaisar Gaozu juga mengganti para raja dari kerajaan China Kuno dengan anggota dari Wangsa Liu.

Hal ini dilakukan untuk mencegah kemungkinan adanya pemberontakan.

Perkembangan Dinasti Han

Dinasti Han mencapai masa keemasan ketika diperintah oleh Kaisar Wu (140-87 SM).

Sang kaisar sangat terkenal karena kemampuannya dalam mengusir Bangsa Barbar.

Kaisar Wu juga melakukan ekspansi wilayah ke arah barat sampai Asia Tengah, ke selatan sampai Vietnam, dan ke arah timur hingga mencapai Korea.

Perkembangan pesat dalam bidang ekonomi dapat dilihat dari diterbitkannya koin sebagai alat pembayaran yang sah.

Koin yang dikeluarkan oleh pemerintah pada 119 SM bahkan tetap digunakan hingga Dinasti Tang (618-907 M).

Selain itu, masa pemerintahan Dinasti Han adalah periode perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta seni.

Berbagai karya seni dan penemuannya, seperti kertas, juga masih berpengaruh terhadap perkembangan dunia saat ini.

Kebangkitan Konfusianisme

Konfusianisme mendapatkan perhatian di kalangan bangsawan Han sekitar 135 SM, pada masa awal pemerintahan Kaisar Wu.

Konfusianisme tetap hidup di China berkat upaya para intelektual seperti Fu Sheng, yang berhasil menyimpan beberapa literatur selama periode Dinasti Qin dan seterusnya.

Pasalnya, banyak teks Konfusianisme telah disita oleh Dinasti Qin dan kemudian musnah ketika perpustakaan kekaisaran dibakar dalam perang saudara pada 210 SM.

Fu Sheng berhasil menyelamatkan Kitab Dokumen, dan Dinasti Han berusaha keras untuk mengumpulkan dokumen Konfusianisme yang tersisa.

Pada 136 SM, sebuah program di universitas kekaisaran diciptakan untuk mengajarkan Lima Klasik Konfusianisme.

Pada abad kedua Masehi, universitas tersebut memiliki 30.000 mahasiswa yang mempelajari Konfusianisme.

Ajaran ini tetap bertahan hingga jatuhnya Dinasti Qing pada 1912 M.

Pembangunan Jalur Sutra

Jalur perdagangan darat yang menghubungkan China dan Eropa atau dikenal sebagai Jalur Sutra, juga dibangun pada masa pemerintahan Kaisar Wu.

Pada 138 SM, seorang pria bernama Zhang Qian dikirim oleh Kaisar Wu untuk melakukan kontak dengan orang-orang di Barat.

Di perjalanan, Zhang dan rombongannya sempat ditangkap oleh Suku Xiognu, tetapi berhasil melarikan diri untuk melanjutkan misinya.

Zhang mampu mencapai Afghanistan, di mana ia melihat bambu dan tekstil yang berasal dari China.

13 tahun kemudian, Zhang kembali ke hadapan Kaisar dan menceritakan apa yang ia lihat selama perjalanannya.

Setelah itu, ia memetakan rute untuk mengirim ekspedisi kembali ke Barat.

Peta dan jalur itu menjadi semakin sering digunakan dan akhirnya berkembang menjadi jalur perdagangan internasional melalui darat yang disebut sebagai Jalur Sutra.

Era Dinasti Xin

Sejarah Dinasti Han sempat diselingi oleh Dinasti Xin (9-23 M) yang didirikan oleh mantan pejabat pemerintahan bernama Wang Mang.

Wang Mang berhasil memanfaatkan kekacauan internal istana yang berlarut-larut untuk merebut takhta dan mencoba menstabilkan kekaisaran.

Akan tetapi, masa pemerintahannya tidak bertahan lama karena timbul pemberontakan dari kalangan petani.

Wang Mang terbunuh dalam pemberontakan tersebut dan ibu kota Chang'an dihancurkan.

Setelah itu, keturunan Kaisar Gaozu yang bernama Liu Xiu segera mengambil kendali dan mendirikan ibu kota baru di Louyang.

Dinasti baru yang memerintah setelah Dinasti Xin ini dikenal sebagai Dinasti Han Timut (23-220 M).

Keruntuhan Dinasti Han

Setelah kematian Kaisar Zhang pada 88 M, Dinasti Han selalu dipimpin oleh penerus takhta yang usianya masih sangat muda.

Keadaan inilah yang menjadi penyebab kemunduran dinasti karena kekuasaan akan dipegang ibu kaisar.

Selama bertahun-tahun, kaisar muda akan tetap terisolasi dengan kasim.

Dalam banyak kasus, kaisar akan meminta kasim untuk membantai keluarganya sendiri demi mendapatkan kendali atas kekaisaran.

Pada 189 M, terjadi perang di istana antara keluarga janda permaisuri dengan kubu kaisar muda.

Perseteruan yang berlangsung hingga 220 M itu mampu diakhiri ketika pihak militer turun tangan dan kaisar Han yang terakhir digulingkan.

Referensi:

https://www.kompas.com/stori/read/2021/07/29/112945879/dinasti-han-sejarah-masa-kejayaan-dan-keruntuhan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke