Kaisar Wu juga melakukan ekspansi wilayah ke arah barat sampai Asia Tengah, ke selatan sampai Vietnam, dan ke arah timur hingga mencapai Korea.
Perkembangan pesat dalam bidang ekonomi dapat dilihat dari diterbitkannya koin sebagai alat pembayaran yang sah.
Koin yang dikeluarkan oleh pemerintah pada 119 SM bahkan tetap digunakan hingga Dinasti Tang (618-907 M).
Selain itu, masa pemerintahan Dinasti Han adalah periode perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta seni.
Berbagai karya seni dan penemuannya, seperti kertas, juga masih berpengaruh terhadap perkembangan dunia saat ini.
Konfusianisme mendapatkan perhatian di kalangan bangsawan Han sekitar 135 SM, pada masa awal pemerintahan Kaisar Wu.
Konfusianisme tetap hidup di China berkat upaya para intelektual seperti Fu Sheng, yang berhasil menyimpan beberapa literatur selama periode Dinasti Qin dan seterusnya.
Pasalnya, banyak teks Konfusianisme telah disita oleh Dinasti Qin dan kemudian musnah ketika perpustakaan kekaisaran dibakar dalam perang saudara pada 210 SM.
Fu Sheng berhasil menyelamatkan Kitab Dokumen, dan Dinasti Han berusaha keras untuk mengumpulkan dokumen Konfusianisme yang tersisa.
Pada 136 SM, sebuah program di universitas kekaisaran diciptakan untuk mengajarkan Lima Klasik Konfusianisme.
Pada abad kedua Masehi, universitas tersebut memiliki 30.000 mahasiswa yang mempelajari Konfusianisme.
Ajaran ini tetap bertahan hingga jatuhnya Dinasti Qing pada 1912 M.
Baca juga: Revolusi Komunis China: Latar Belakang, Kronologi, dan Dampak
Jalur perdagangan darat yang menghubungkan China dan Eropa atau dikenal sebagai Jalur Sutra, juga dibangun pada masa pemerintahan Kaisar Wu.
Pada 138 SM, seorang pria bernama Zhang Qian dikirim oleh Kaisar Wu untuk melakukan kontak dengan orang-orang di Barat.
Di perjalanan, Zhang dan rombongannya sempat ditangkap oleh Suku Xiognu, tetapi berhasil melarikan diri untuk melanjutkan misinya.