KOMPAS.com - Penyimpangan sosial negatif memperlihatkan adanya perilaku sosial yang melanggar norma atau aturan tertentu.
Berbeda dengan penyimpangan positif, penyimpangan sosial negatif tidak bisa ditoleransi dan akan membawa dampak buruk bagi pelaku maupun orang lain.
Apa itu penyimpangan sosial negatif?
Menurut Ilmawati Fahmi Imron dan Kukuh Andri Aka dalam buku Fenomena Sosial (2018), berikut pengertian penyimpangan sosial negatif:
"Penyimpangan sosial negatif adalah tindakan yang dipandang rendah, melanggar nilai sosial, dan dicela masyarakat."
Jenis penyimpangan ini memberi dampak buruk, bahkan merugikan masyarakat, termasuk pelaku tindakan.
Baca juga: Teori Penyimpangan Sosial dan Bentuk Perilakunya
Dikutip dari buku Sosiologi Komunitas Menyimpang (2018) oleh Suardi, ada dua jenis penyimpangan sosial negatif, yaitu penyimpangan primer dan sekunder.
Adalah jenis penyimpangan yang bersifat temporer dan tidak berulang.
Individu atau kelompok yang melakukannya masih bisa diterima dalam masyarakat. Karena kehidupan mereka tidak didominasi perilaku menyimpang. Dampak buruk yang diakibatkannya pun juga tidak terlalu besar.
Contohnya mahasiswa terlambat datang kuliah, seorang siswa terlambat masuk sekolah karena bangun kesiangan, dan seorang pria melanggar lalu lintas.
Merupakan jenis penyimpangan sosial negatif yang nyata dan sering terjadi.
Akibat dari tindakan ini cukup parah hingga mengganggu orang lain. Tak jarang, tindakan tersebut meresahkan masyarakat, dan membuat pelakunya diberi cap (sebutan) sesuai tindakannya.
Baca juga: 3 Perspektif Sosiologi: Fungsional, Konflik Sosial, dan Interaksionisme Simbolik
Contohnya seorang perempuan terbiasa mabuk dan pulang sambil mengendarai mobil, seorang remaja membunuh orangtuanya, dan seorang paman memperkosa seorang keponakannya.
Berikut beberapa contoh penyimpangan sosial negatif: