Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional

Kompas.com - 29/08/2022, 15:00 WIB
Silmi Nurul Utami

Editor

Oleh: Yopi Nadia, Guru SDN 106/IX Muaro Sebapo, Muaro Jambi, Provinsi Jambi

 

KOMPAS.com - Indonesia memiliki banyak pahlawan bangsa, salah satu yang berjasa dalam bidang pendidikan adalah Ki Hajar Dewantara yang dijuluki sebagai Bapak Pendidikan Nasional

Ki Hajar Dewantara lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889 dengan nama Raden Mas Soewardi Soerjaningrat.

Ki Hajar Dewantara dibesarkan di lingkungan keluarga Keraton Yogyakarta. Saat genap berusia 40 tahun menurut hitungan tahun caka, Raden Mas Soewardi Soeryaningrat berganti nama menjadi Ki Hajar Dewantara.

Sejak saat itu, Ki Hajar Dewantara tidak lagi menggunakan gelar kebangsawanan di depan namanya.

Baca juga: Sikap Teladan dari Ki Hajar Dewantara

Ki Hajar Dewantara menyelesaikan sekolah dasar di Europeesche Lagere School (ELS). ELS merupakan sekolah dasar khusus untuk anak-anak Eropa.

Beliau juga sempat melanjutkan pendidikan kedokteran di STOVIA. Namun, karena kondisi kesehatan yang memburuk, tidak bisa menyelesaikan sekolahnya.

Awal karier di bidang pendidikan

Ki Hajar Dewantara memulai kariernya sebagai penulis dan wartawan di beberapa surat kabar. Beliau tergolong seorang penulis yang andal pada masanya. Selain sebagai seorang wartawan, beliau juga aktif dalam organisasi sosial politik.

Pada bulan November 1913, Ki Hajar Dewantara membentuk komite Bumiputera yang bertujuan untuk melancarkan kritik terhadap Pemerintah Belanda.

Baca juga: Biografi Eduard Douwes Dekker, Penentang Sistem Tanam Paksa

Salah satu kritiknya diterbitkan melalui tulisan yang berjudul Als Ik Eens Neverlander Was yang dimuat dalam surat kabar de Express milik dr. Douwes Dekker.

Akibat tulisan tersebut, pemerintah Kolonial Belanda melalui Gubernur Jenderal Idenburg menjatuhkan hukuman pengasingan terhadap Ki Hajar Dewantara.

Rekan seperjuangannya, Douwes Dekker dan Cipto Mangunkusumo yang merasa tindakan itu tidak adil, kemudian menerbitkan tulisan yang bernada membela Ki Hajar Dewantara.

Mengetahui hal tersebut, Belanda mengasingkan mereka bertiga ke Belanda. Tiga tokoh ini akhirnya dikenal dengan nama Tiga Serangkai.

Dalam pengasingan tersebut, Ki Hajar Dewantara mendalami masalah pendidikan dan pengajaran. Beliau merintis cita-citanya memajukan kaum pribumi dengan belajar ilmu pendidikan hingga memperoleh Europeesche Akta.

Baca juga: Tiga Serangkai: Sejarah, Pemikiran, dan Pembubarannya

Mendirikan Sekolah Taman siswa

Pada September 1919, Ki Hajar Dewantara kembali ke tanah air. Beliau mulai mencurahkan perhatian di bidang pendidikan sebagai bagian dari alat perjuangan meraih kemerdekaan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com