Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perubahan Iklim Ternyata Juga Turunkan Nutrisi Makanan

Kompas.com - 23/03/2024, 12:00 WIB
Annisa Fakhira Mulya Wahyudi,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perubahan iklim masih menjadi permasalahan berskala global.

Perubahan iklim atau yang sering disebut dengan “climate change” memberikan banyak dampak terhadap keberlangsungan hidup manusia.

Baca juga: Dampak Perubahan Iklim, Hama Belalang Jadi Lebih Sering Rusak Tanaman

Perubahan iklim terjadi karena adanya efek rumah kaca. Dimana pengeluaran karbon dioksida berlebihan menyebabkan atmosfer menyerap dan memancarkan kembali panas matahari. Mengakibatkan panas bumi meningkat dan terjadi pemanasan global.

Adanya perubahan iklim akan mengakibatkan banyak dampak negatif terhadap kehidupan di Bumi. Ketahanan pangan, kesehatan, bahkan kondisi geografis Bumi sangat dipengaruhi oleh perubahan iklim.

Banyak bencana alam yang dapat terjadi karena adanya perubahan iklim. Banjir, kekeringan, angin topan, gelombang panas, dan kebakaran hutan adalah contoh dari dampak perubahan iklim.

Bencana-bencana tersebut dapat menurunkan hasil panen, memusnahkan ternak, dan mengganggu transportasi makanan.

Dampak perubahan iklim pada pasokan makanan

Dilansir dari laman resmi Harvard Public Health, sekitar 800 juta orang di seluruh dunia kekurangan makanan. Banyak lagi yang kekurangan nutrisi penting.

76 persen populasi dunia mendapatkan sebagian besar nutrisi hariannya dari tanaman.

Di mana jumlah nutrisi pada tanaman ternyata dipengaruhi oleh perubahan iklim.

Meningkatnya kadar karbon dioksida akibat aktivitas manusia juga dapat menyebabkan tanaman pangan seperti beras dan gandum menjadi kurang bergizi.

Baca juga: Perubahan Iklim Ancam Keamanan Pangan di Masa Depan

Dilansir dari World Economic Forum, tanaman pokok tertentu yang ditanam di lahan terbuka dengan kadar karbon dioksida tinggi mengandung protein, zat besi, dan seng 17 persen lebih rendah dibandingkan dengan tanaman yang ditanam di lahan terbuka yang kadar karbonnya sedikit.

Penelitian oleh Harvard T.H. Chan School juga menemukan bahwa ketika tanaman pangan seperti gandum, jagung, beras, dan kedelai terpapar CO2 pada tingkat tertentu diperkirakan pada tahun 2050, tanaman tersebut kehilangan sebanyak 10 persen sengnya, 5 persen zat besinya, dan 8 persen kandungan proteinnya.

Padahal mineral seperti zat besi dan seng sangat dibutuhkan bagi tubuh. Seng berfungsi untuk sistem kekebalan tubuh. Sedangkan zat besi bermanfaat untuk membentuk bahan penyusun utama hemoglobin.

Bisa Anda bayangkan jika makanan yang dianggap kaya akan nutrisi tapi ternyata tidak begitu membantu mengatasi kebutuhan nutrisi tubuh?

Karbon dioksida terbukti tidak hanya menyebabkan perubahan iklim. Hal tersebut juga sangat mempengaruhi makanan dan kesehatan Anda. Saat ini, lebih dari 2 miliar orang di seluruh dunia mengalami kekurangan gizi, dan jumlah tersebut mungkin akan bertambah jika tanaman kehilangan nutrisi akibat meningkatnya emisi CO2.

Baca juga: Dampak Perubahan Iklim, Ratusan Tanaman dan Lumut Terancam Punah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com