Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Platipus Tusuk Seorang Wanita di Australia dengan Taji Beracun

Kompas.com - 06/03/2024, 20:56 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Seekor platipus yang berkeliaran di pinggir jalan di Australia "menikam" seorang wanita dengan taji beracun ketika wanita tersebut mencoba mengangkatnya dari selokan.

Saat itu, sang korban, Jenny Forward, sedang dalam perjalanan pulang ke Tasmania ketika ia melihat seekor platipus yang terluka di pinggir jalan. Forward mencoba menolongnya, tapi ketika ia hendak mengambil hewan semi-akuatik itu, ia merasakan seperti dua paku menusuk di kedua sisi tangan kanannya.

Rupanya, yang menusuk tangan Forward adalah taji platipus yang melepaskan racun ke dalam lukanya, sehingga Forward kesakitan.

Setelah dengan cepat menghilangkan taji platipus dari tangannya, Forward pergi ke rumah sakit. Dokter kemudian memberinya antibiotik dan pereda nyeri. Dokter pun kemudian melakukan operasi kecil untuk membersihkan dan menjahit lukanya.

Baca juga: Fakta-fakta Platipus, Mamalia Unik yang Bertelur

Seminggu setelah perawatan, Forward masih merasakan sakit dan mengalami pembengkakan merah di tangannya.

Racun platipus

Platipus adalah salah satu mamalia teraneh di dunia, yang tampak seperti persilangan aneh antara berang-berang dan bebek. Platipus hidup di darat dan di air, dan hanya ditemukan di Australia.

Platipus jantan memiliki taji berongga di kaki belakangnya yang terhubung dengan kelenjar yang menghasilkan racun bening dan lengket.

Menurut Australian Platypus Conservancy (APC), produksi racun hewan ini mencapai puncaknya selama musim kawin, yang biasanya dimulai menjelang akhir musim dingin, sehingga para ilmuwan berpikir itu adalah senjata yang biasanya digunakan untuk bersaing dengan pejantan lain untuk mendapatkan betina.

Racun platipus tidak mengancam nyawa manusia atau hewan lainnya, namun dapat menyebabkan rasa sakit dan bengkak yang hebat pada bagian tubuh yang terkena taji.

Baca juga: Racun Baru yang Mematikan Ditemukan pada Siput Kerucut, Seperti Apa?

Studi tentang racun platipus masih terbatas, namun penelitian menunjukkan bahwa racun tersebut mengandung campuran protein kecil, seperti Heptapeptida 1, yang menargetkan sistem saraf, dan enzim yang disebut amina oksidase yang dapat memicu kematian sel dan pembengkakan jaringan.

APC menjelaskan, saat ini, belum ada antivenom yang disetujui, namun obat-obatan penghambat saraf dapat digunakan untuk meminimalkan rasa sakit akibat racun platipus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com