KOMPAS.com - Kehabisan bahan bakar menjadi hal yang sangat menganggu.
Apalagi jika itu terjadi pada satelit di luar angkasa yang melaju dengan kecepatan hingga 28.200 km/jam di atas permukaan Bumi.
Baca juga: NASA Bakal Luncurkan Satelit dari Kayu Pertama di Dunia
Sebuah satelit yang kehabisan bahan bakar saat ini pun hanya berakhir menjadi sampah luar angkasa, sehingga menambah jumlah puing-puing yang mengelilingi planet kita.
"Ini seperti dengan membeli mobil dengan satu tangki bahan bakar di dalamnya dan Anda akan membuangnya ketika bahan bakarnya habis," ungkap Ray Fielding, kepala keberlanjutan ruang angkasa Badan Antariksa Inggris.
Namun industri luar angkasa bertujuan untuk mengubah paradigma itu dengan berinvestasi pada proyek yang memungkinkan satelit untuk mengisi ulang bahan bakar saat di orbit.
Selain memitigasi masalah sampah luar angkasa yang makin meningkat, pendekatan yang lebih berkelanjutan ini dapat mengurangi sumber daya yang terbuang dan mengurangi biaya yang terkait dengan pengoperasian satelit.
Mengutip Live Science, Rabu (21/2/2024) salah satu start-up yang tertarik untuk mengembangkan proyek isi ulang bahan bakar satelit ini adalah Orbit Fab.
Start-up yang berbasis di Colorado ini bertujuan untuk menyediakan layanan pengisian bahan bakar satelit yang menyeluruh pada tahun 2025.
Perusahaan ini juga berencana untuk menawarkan layanan reposisi, yang berpotensi memungkinkan pengoperasian satelit yang lebih lama dan lebih serbaguna.
Untuk mencapai misi itu, Orbit Fab mengusulkan jaringan depot bahan bakar yang diparkir di orbit dan armada angkutan bahan bakar untuk berlabuh dan mengisi bahan bakar satelit klien.
Baca juga: Mengenal Point Nemo, Kuburan Satelit Luar Angkasa di Bumi
Kunci keberhasilan dari pengisian bahan bakar ini adalah teknologi bernama Rapid Attachable Fluid Transfer Interface (RAFTI).
Dengan mengganti katup pengisian dan pembuangan konvensional yang terdapat pada satelit, RAFTI menyediakan cara universal untuk mengisi bahan bakar satelit di darat atau di orbit.
Sementara itu, NASA juga mengembangkan teknologi untuk mewujudkan pengisian bahan bakar satelit melalui misi On-orbit Servicing, Assembly, and Manufacturing 1 (OSAM-1).
OSAM-1 adalah pesawat yang dirancang untuk mengisi bahan bakar satelit di luar angkasa.
Wahana ini direncanakan diluncurkan pada tahun 2026, tetapi dilaporkan tertunda.
NASA berencana untuk mendemonstrasikan kemampuan OSAM-1 dengan mengisi bahan bakar Landsat 7, sebuah satelit pengamatan Bumi yang diluncurkan pada tahun 1999.
Baca juga: Bagaimana Orang Membuat Peta Sebelum Satelit Diciptakan?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.