Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Sebut Seliter Air Minum Kemasan Mengandung 240.000 Mikroplastik

Kompas.com - 15/01/2024, 09:33 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

Sumber Gizmodo

KOMPAS.com - Berbagai studi menemukan bahwa mikroplastik bisa ditemukan hampir di semua tempat.

Dan kini dalam studi baru, peneliti kembali mengungkap masalah yang jauh lebih buruk dari sebelumnya.

Baca juga: Jumlah Kasus Mikroplastik Terdeteksi di Plasenta Manusia Meningkat

Studi mereka menunjukkan air minum kemasan menampung ratusan ribu mikroplastik yang bahkan bisa berukuran lebih kecil lagi.

Studi mikroplastik

Mengutip Gizmodo, Minggu (14/1/2024) temuan itu didapat setelah peneliti menggunakan teknik baru untuk menganalisis butiran plastik yang panjangnya hanya 50 hingga 10 nanometer atau kira-kira sama dengan lebar virus.

Peneliti menerapkan teknik tersebut pada sampel satu liter air kemasan.

Dan dari analisis peneliti menemukan ada hampir seperempat juta partikel kecil per liter air. Jumlah ini sekitar 10 hingga 100 kali lebih banyak dari perkiraan yang dipublikasikan sebelumnya.

Untuk menganalisisnya, peneliti menyaring air kemasan dari tiga merek berbeda melalui membran ultrahalus.

Mereka kemudian menyorotkan dua laser yang dikalibrasi untuk mengenali ikatan kimia yang mengikat partikel nanoplastik ke membran.

Setelah itu, peneliti tinggal menghitung semua partikel plastik. Hasilnya peneliti memperkirakan bahwa satu botol berukuran satu liter biasanya berisi 240.000 mikroplastik.

Yang mengejutkan, sebagian besar partikel tersebut bukanlah polietilen tereftalat (PET) yang merupakan bahan pembuat sebagian besar botol air kemasan.

Baca juga: Makin Mengkhawatirkan, Kini Mikroplastik Ditemukan di Awan

Sebaliknya, peneliti menemukan lebih banyak partikel poliamida (sejenis nilon) dan polistiren, yang menunjukkan bahwa polutan tersebut masuk ke dalam air kemasan sebagai hasil dari proses pengisian dan pemurnian.

Dampak mikroplastik

Temuan ini mempunyai implikasi signifikan bagi kesehatan manusia, karena nanoplastik cukup kecil untuk melewati saluran pencernaan dan paru-paru.

Setelah memasuki aliran darah, mereka dapat menempel di jantung dan otak, dan bahkan dapat melewati plasenta untuk menyusup ke bayi yang belum lahir.

Belum jelas bagaimana partikel tersebut berdampak pada tubuh, namun ahli toksikologi khawatir bahwa partikel tersebut dapat melepaskan bahan kimia atau melepaskan patogen yang mereka ambil saat mengambang di lingkungan.

"Kami tahu kami terpapar, tapi kami tidak tahu toksisitas dari paparan tersebut," kata Beizhan Yan, salah satu penulis studi dan ahli kimia lingkungan di Universitas Colombia.

Peneliti pun berharap bisa melakukan penelitian lebih lanjut untuk bisa mencari nanoplastik di tempat lain, seperti makanan kemasan atau air limbah dari mesin cuci serta meningkatkan teknologi untuk mendeteksi partikel yang lebih kecil lagi.

Hasil studi ini pun bisa memberikan masukan pada pengambil kebijakan untuk mengurangi dan membatasi produksi plastik.

Studi dipublikasikan di PNAS.

Baca juga: Di Mana Mikroplastik yang Terhirup Mengendap di Tubuh Manusia?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com