Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Uji Kemampuan Beton Menangkap Karbon, Ini Hasilnya

Kompas.com - 08/12/2023, 06:34 WIB
Usi Sulastri,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.comBeton merupakan salah satu bahan konstruksi yang paling banyak digunakan di dunia, namun produksinya memiliki dampak besar terhadap emisi gas rumah kaca.

Dalam beberapa tahun terakhir, para peneliti telah mencari cara untuk mengurangi jejak karbon beton dengan menangkap dan menyimpan karbon dioksida (CO2) selama produksinya.

Baca juga: Serat Karbon Bikin Beton Berpori Lebih Kuat dan Tahan Lama

Sebuah metode baru telah dikembangkan yang memungkinkan verifikasi penangkapan karbon dalam beton, sehingga memberikan penilaian yang lebih akurat mengenai dampak lingkungan.

Memastikan dari mana asal karbon dalam beton

Para peneliti dari Universitas Tokyo dan Universitas Nagoya di Jepang telah mengembangkan metode untuk memastikan dari mana asal karbon dalam beton, dikutip dari Tech Explorist, Rabu (29/11/2023).

Studi ini dipublikasikan dalam Journal of Advanced Concrete Technology.

Sebuah terobosan dalam penangkapan karbon telah tercapai melalui penelitian tim yang membandingkan rasio isotop karbon pada beton yang terpapar udara dengan beton yang tidak.

Metode ini menggunakan teknologi 'direct air capture' (DAC) di mana karbon dioksida diekstraksi dari udara melalui metode fisik atau kimia.

Strategi ini dapat menjadi kunci bagi industri dan negara-negara yang berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon.

International Energy Agency’s (IEA) mencatat bahwa teknologi DAC termasuk dalam skenario emisi nol bersih untuk mencapai tujuan global pengurangan emisi CO2 pada tahun 2050.

Industri konstruksi yang saat ini menyumbang 25 persen emisi CO2 dari sistem energi global menjadi fokus utama.

Baca juga: Kokoh 2.000 Tahun, Rahasia Kekuatan Beton Romawi Kuno Terungkap

Beton sebagai produk industri kedua paling banyak digunakan memiliki dampak besar terhadap lingkungan.

Tiap 1 ton semen menghasilkan 800 kilogram karbon

Sebanyak 800 kilogram CO2 dikeluarkan per ton semen selama produksinya mendorong kebutuhan akan solusi inovatif.

Profesor Ippei Maruyama dari Universitas Tokyo menjelaskan bahwa beton sebelumnya bereaksi dengan CO2 di udara membentuk kalsium karbonat yang menyebabkan korosi pada struktur beton.

“Beton telah lama diketahui bereaksi dengan CO2 di udara untuk membentuk kalsium karbonat, sebuah fenomena yang tidak diinginkan karena menyebabkan korosi pada batang baja di dalam struktur beton,” kata Maruyama. 

Namun, kini industri beton mencari cara untuk memanfaatkan reaksi ini secara efektif.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com