Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Kemukakan Peran Mikrobiologi terhadap Kebijakan Iklim dalam COP28

Kompas.com - 02/12/2023, 14:03 WIB
Sarah Adhira Rahmah,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

Sumber Nature

KOMPAS.com - Mikrobiologi adalah cabang ilmu pengetahuan alam yang membahas makhluk hidup berukuran kecil atau mikro yang disebut sebagai mikroba.

Dalam setiap aktivitas kehidupan di muka bumi, selalu ada mikroba yang terlibat. Salah satu contohnya adalah jamur yang bisa tumbuh hampir di seluruh tempat yang lembab.

Baca juga: Ikuti COP28, Indonesia Paparkan Kemajuan Aksi Iklim

Hal ini membuat mikrobiologi memberikan banyak informasi berharga sekaligus berperan penting bagi kehidupan.

Termasuk dalam permasalahan iklim, mikrobiologi memegang peranan penting. Para ahli mengemukakan hal ini dalam forum konferensi perubahan iklim PBB atau Conference of Parties 28 (COP28) di Dubai, Uni Emirat Arab, dikutip dari Nature, Kamis (30/11/2023).

Forum ini diselenggarakan mulai tanggal 30 November sampai 12 Desember 2023.

Shady Amin, ahli mikrobiologi dari New York University Abu Dhabi menyebutkan bahwa para ilmuwan mikrobiologi menemukan kesulitan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat global tentang peranan penting mikrobiologi terhadap perubahan iklim.

“Tidak ada orang yang berpikir tentang mikroba, karena Anda tidak bisa melihat mereka.” kata Amin.

Mikroba sejatinya adalah dasar dari rantai makanan di seluruh dunia. Response mikroba terhadap perubahan iklim akan memberikan dampak global yang signfikan, termasuk pada sektor perikanan dan pertanian.

Selain itu, mikroba juga menghasilkan dan menyerap gas rumah kaca dalam jumlah besar seperti metana, nitrogen, karbon dioksida.

Selama sejarah COP, ahli mikrobiologi belum pernah terlibat secara langsung untuk mengemukakan peran mikroba terkait iklim.

Baca juga: Indonesia Kawal 4 Agenda Krusial dalam COP28

Lisa Stein, ahli mikrobiologi lingkungan dari University of Alberta in Edmonton, Kanada, mengungkapkan bahwa ikut serta ahli mikrobiologi pada kesempatan sebelumnya lebih sering diwakili oleh ilmuwan sains lain yang mempelajari perubahan iklim secara spesifik.

Pada tahun ini, International Society for Microbial Ecology atau organisasi Masyarakat Internasional untuk Ekologi Mikroba (ISME) dan beberapa organisasi ilmuwan mikrobiologi lainnya berencana untuk mengirimkan delegasi secara terkoordinasi ke COP berikutnya.

Sementara itu, dalam dua sesi panel selama COP28 tahun ini, Amin akan menyampaikan dampak perubahan iklim pada lautan yang menyebabkan habitat organisme fotosintetik kecil atau fitoplankton semakin menyusut.

Fitoplankton ini dapat menyerap hampir 10 juta karbon tiap tahun. Sebagian besar karbon yang terserap fitoplankton akan terbawa oleh organisme laut lain yang memakannya mati dan tenggelam ke dasar laut.

Ketika jumlah fitoplankton menurun, siklus karbon dan rantai makanan di laut tentu bisa terpengaruh dengan signifikan.

Jay Lenon, ahli biologi dari Indiana University Bloomington Amerika Serikat menyebutkan bahwa mikroba bisa membantu dalam pengendalian emisi metana. Ia juga mengatakan, pesan kunci dari para ahli mikrobiologi sebetulnya adalah masyarakat global perlu peduli terhadap mikroba karena perannya yang sangat besar terhadap iklim.

“Ketika orang-orang membahas mitigasi perubahan iklim, mereka harus melibatkan ahli mikrobiologi.” tutur Lenon.

Baca juga: Mengenal COP28 Dubai: Urgensi dan Pesertanya 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com