Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polusi Udara akibat Memasak Dapat Merusak DNA

Kompas.com - 24/11/2023, 06:35 WIB
Usi Sulastri,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Memasak adalah kegiatan sehari-hari yang tidak dapat dihindari. Namun, metode memasak yang tidak tepat dapat menghasilkan emisi gas dan partikel berbahaya ke udara.

Dikutip dari World Health Organization, Jumat (17/11/2023), sekitar 2,4 miliar orang di dunia masih memasak menggunakan bahan bakar padat. 

Baca juga: Jenis Logam Apa yang Sehat untuk Peralatan Masak?

Bahan bakar seperti kayu, serasah tanaman, arang, batu bara, dan kotoran hewan, serta minyak tanah dengan menggunakan api terbuka dan kompor yang tidak efisien.

Pembakaran bahan bakar tersebut menghasilkan polutan udara seperti karbon monoksida, partikel halus, dan senyawa organik volatil yang dapat membahayakan kesehatan.

Dilansir dari BBC Science, Jumat (17/11/2023), penelitian terbaru yang dipimpin oleh Karin Rosenkilde Laursen di Universitas Aarhus di Denmark, menyebutkan bahwa polusi udara akibat memasak berdampak pada DNA manusia.

Asap hasil aktivitas memasak berdampak negatif pada DNA 

Faktanya, sebagaimana terungkap dalam penelitian dari Denmark aktivitas memasak terutama memanggang dan penggunaan lilin ternyata dapat memberikan dampak negatif pada DNA manusia.

Penelitian ini menjadi tambahan signifikan dalam bidang ilmu pengetahuan yang secara intens memeriksa konsekuensi polusi udara dalam ruangan yang berasal dari berbagai sumber.

Hasil penelitian tersebut mengindikasikan bahwa proses memasak dan membakar lilin menghasilkan partikel-partikel berukuran dan bahan kimia dengan variasi tertentu yang mungkin memiliki efek yang berbeda.

Meskipun demikian, keduanya menyebabkan peningkatan kadar protein yang terkait dengan peradangan saluran napas.

Laursen mencatat dampak yang signifikan pada tingkat kerusakan DNA saat proses memasak.

Baca juga: Kompor Gas Hasilkan Senyawa yang Dapat Picu Kanker

"Kami menemukan bahwa terpapar emisi dari kegiatan memasak dapat menyebabkan kerusakan pada DNA," jelasnya.

Dia menjelaskan bahwa kerusakan DNA ini dapat dikaitkan dengan proses perbaikan sel yang dapat memicu mutasi penyebab kanker.

"Jadi, meskipun belum teramati adanya kanker atau bahkan gejala kanker pada tahap awal kami mendapati kerusakan pada DNA ini. Pada akhirnya, dalam jangka panjang dapat memicu mutasi yang berkontribusi pada perkembangan kanker," ungkap Laursen.

Upaya mengurangi polusi udara dalam ruangan

Profesor Nicola Carslaw, seorang ahli polusi udara dalam ruangan dari Universitas York, mengungkapkan tiga pendekatan utama, yaitu "ventilasi, moderasi, edukasi".

Dalam konteks ventilasi, Carslaw merujuk pada tindakan membuka jendela dan menggunakan penyerap asap dapur yang mampu mengeluarkan dan menghilangkan emisi berbahaya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com