Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/10/2023, 13:30 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Burung hering griffon Rüppell, yang berasal dari Afrika Tengah, dilaporkan terbang hingga ketinggian 11.278 meter (m).

Burung bukan satu-satunya hewan yang bisa terbang hingga ketinggian yang luar biasa. Para ilmuwan menemukan, serangga juga dapat mencapai ketinggian yang mencengangkan.

Serangga bisa terbang sangat tinggi

Michael Dillon, peneliti di Departemen Zoologi dan Fisiologi di Universitas Wyoming, mengatakan, para ilmuwan telah berhasil menemukan belalang yang terbang di ketinggian 4.500 m; lalat batu, lalat capung, dan lalat caddis pada ketinggian lebih dari 5.000 m; dan lalat serta kupu-kupu di ketinggian lebih 6.000 m.

Di dataran tinggi, serangga penerbang menghadapi tantangan yang sama seperti yang dihadapi burung, yakni suhu rendah, oksigen rendah, dan kepadatan udara rendah.

Baca juga: Bagaimana Perubahan Iklim Berdampak Serius pada Serangga?

Sementara itu, Dillon mengatakan, serangga kecil tidak bisa mengatur suhu tubuh tanpa bergantung pada lingkungannya.

Ia menjelaskan, suhu dingin di dataran tinggi mungkin membuat serangga kecil tidak dapat beraktifitas sepanjang hari dan malam.

Dan serangga, sebagaimana manusia, sangat bergantung pada respirasi aerobik untuk memenuhi kebutuhan energi. Ini berarti serangga harus menyediakan cukup oksigen ke jaringan mereka agar dapat berfungsi.

Berkurangnya oksigen di dataran tinggi mungkin mengganggu kemampuan serangga untuk bernapas.

Ketika kepadatan udara rendah, sayap serangga harus bekerja lebih keras untuk menghasilkan daya angkat.

Baca juga: Mengapa Serangga Tertarik pada Cahaya?

Lebah dapat terbang di ketinggian ekstrem

Dillon ikut menulis penelitian tahun 2014 yang diterbitkan dalam jurnal Biology Letters yang menggambarkan kemampuan terbang lebah alpine yang tidak biasa.

Dengan menempatkan lebah di dalam ruangan yang menyimulasikan penurunan tekanan udara di ketinggian, para peneliti menemukan bahwa beberapa lebah dapat terbang dalam kondisi yang mendekati ketinggian 9.000 m.

Para ilmuwan menggunakan kamera berkecepatan tinggi untuk menangkap lebah yang sedang terbang, dan menemukan apa yang memungkinkan serangga tersebut terbang di tempat yang udaranya lebih tipis.

Namun, menurut peneliti, suhu yang jauh lebih rendah di ketinggian yang lebih tinggi dari 9.000 m kemungkinan akan menghalangi lebah untuk terbang ke ketinggian tersebut.

Dillon mengungkapkan, masih banyak hal tentang fisiologi serangga yang belum dipelajari.

Baca juga: 8 Fakta Kepik Ladybug, Serangga Kecil yang Bisa Mengusir Hama

Ini membuat para ilmuwan sulit untuk mengidentifikasi adaptasi tambahan apa saja yang dimiliki lebah dan serangga lain yang memungkinkan mereka bertahan hidup di ketinggian dan dapat terbang ke ketinggian ekstrem.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com