Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Menatap Layar Terlalu Lama Bisa Merusak Mata?

Kompas.com - 08/10/2023, 15:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Setiap hari, mata kita banyak menatap layar laptop, ponsel, dan televisi, baik untuk bekerja, sekolah, atau bersantai.

Namun, setelah berjam-jam menatap layar, kita mungkin merasakan nyeri di sekitar mata, dan dalam jangka waktu yang lebih lama, penglihatan bisa jadi memburuk.

Lantas, bagaimana menatap layar secara berlebihan bisa merusak mata?

Kerusakan mata akibat menatap layar terlalu lama

Neema Ghorbani Mojarrad, asisten profesor di Universitas Bradford, Inggris, dan ahli optometri, mengatakan bahwa manusia terlahir dengan penglihatan jauh.

Ini berarti bahwa bayi cenderung dapat melihat benda yang berada jauh dengan lebih jelas dibandingkan benda yang dekat.

Baca juga: Terbuat dari Apa Mata Manusia?

Ghorbani Mojarrad menjelaskan, saat manusia tumbuh, mata merespons lingkungan visual dan sinyal genetik untuk mendapatkan penglihatan yang sempurna.

Pada penderita miopia atau rabun jauh, mata gagal menghentikan proses penyesuaian ini, sehingga jarak antara bagian depan mata dan lensa internal serta retina peka cahaya di bagian belakang semakin panjang.

Seringnya melakukan pekerjaan jarak dekat, termasuk yang menggunakan layar, merupakan faktor yang dapat mendorong perubahan ini.

Saat kita fokus pada sesuatu yang dekat, otot siliaris mata, yang mengatur bentuk lensa, berkontraksi, sehingga lensa menjadi lebih bulat untuk memfokuskan gambar ke retina.

Dihipotesiskan bahwa penggunaan otot siliaris yang berlebihan dapat menyebabkan otot siliaris menebal, yang bisa melemahkan kemampuan mata untuk mengendurkan lensa kembali ke bentuk yang rata.

Baca juga: Berapa Lama Bulu Mata Tumbuh Kembali?

Hal ini dapat membuat bola mata memanjang, menyebabkan perubahan permanen pada struktur dan kemampuannya memfokuskan cahaya pada retina.

Saat melihat objek yang jauh dengan mata memanjang, titik fokus seseorang berakhir “di depan” retina sehingga membuat objek tampak buram.

Saat kita menggunakan layar, biasanya jaraknya dekat dengan wajah kita, itulah sebabnya penggunaan layar berlebihan dapat berkontribusi pada perkembangan miopia.

Penggunaan layar dapat menimbulkan risiko yang lebih besar pada anak-anak, yang matanya belum berkembang sempurna.

Sebuah meta-analisis tahun 2021 terhadap lebih dari 3.000 penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Lancet Digital Health menemukan hubungan yang signifikan antara waktu menatap layar dan miopia pada anak muda.

Baca juga: 10 Makanan Tinggi Vitamin A yang Baik untuk Mata

Studi lain, yang diterbitkan dalam jurnal BMJ Open pada tahun 2022, menemukan bahwa peningkatan penggunaan perangkat digital untuk pembelajaran jarak jauh selama pandemi COVID-19 menyebabkan atau memperburuk gangguan penglihatan pada anak-anak, termasuk perkembangan miopia yang cepat.

Faktor-faktor seperti kurangnya waktu di luar ruangan, sering melakukan pekerjaan jarak dekat dalam waktu lama, dan genetika seseorang juga dapat meningkatkan risiko miopia, kata Ghorbani Mojarrad.

Karena tingkat miopia meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir, khususnya pada anak-anak, Ghorbani Mojarrad menjelaskan bahwa faktor gaya hidup, termasuk waktu menatap layar yang berlebihan, dan bukan faktor genetik, kemungkinan besar menjadi penyebab peningkatan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com