Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Hidrogel, Teknologi Baru untuk Mengatasi Kelangkaan Air

Kompas.com - 21/09/2023, 11:00 WIB
Usi Sulastri,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.comKelangkaan air merupakan permasalahan serius bagi sebagian besar penduduk dunia, namun dengan peralatan yang sesuai, air minum dapat diperoleh dengan mudah. Belakangan, sebuah teknologi inovatif berhasil dirancang untuk mengatasi kelangkaan air.

Teknologi hidrogel yang dikembangkan para peneliti dari The University of Texas di Austin ini mampu mengubah udara musim panas menjadi air minum, dikutip dari Science Daily pada Rabu (20/9/2023).

Selama bertahun-tahun, para peneliti telah menekankan pemanfaatan kelembaban di udara sebagai sumber air minum yang layak untuk masyarakat yang mengalami kekeringan.

Baca juga: Mengenal Chandrayaan-3, Wahana Antariksa India dalam Misi ke Bulan

Kemampuan hidrogel dalam menghasilkan air

Pencapaian penting dari penelitian yang telah dipublikasikan di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences itu menunjukkan hidrogel rekayasa molekuler mampu menghasilkan air murni dengan memanfaatkan sinar matahari.

Para peneliti mampu menghasilkan air minum dari udara dengan bantuan energi matahari, bahkan pada suhu setinggi 40 derajat Celsius, yang sering terjadi di musim panas di Texas dan sebagian besar dunia.

Hal ini berarti di daerah yang panas dan memiliki akses terbatas ke air bersih, masyarakat dapat dengan mudah menggunakan perangkat hidrogel untuk memproduksi air.

Perangkat ini dapat menghasilkan antara 3,5 dan 7 kilogram air per kilogram bahan gel, tergantung pada kondisi kelembaban.

"Dengan hidrogel terbaru, kami tidak hanya dapat mengekstrak air dari udara tipis, tapi juga melakukannya dengan cepat dan efisien, tanpa banyak mengkonsumsi energi," ujar Guihua Yu, profesor ilmu dan teknik material di Walker Department of Mechanical Engineering dan Texas Materials Institute.

"Yang menarik dari hidrogel kami adalah bagaimana ia melepaskan air. Bayangkan saja, saat musim panas di Texas sedang panas, kita bisa memanfaatkan perubahan suhu alami tanpa perlu menghidupkan pemanas tambahan," sambungnya.

Baca juga: Mengenal Satelit RHESSI yang Kembali ke Bumi Setelah 21 Tahun Bertugas

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com