Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/09/2023, 15:30 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Katai coklat adalah sebuah teka-teki di dunia astronomi. Ia merupakan objek subbintang yang memiliki massa antara planet raksasa gas dan bintang; lebih masif dari planet namun lebih kecil dari bintang.

Para astronom menyebut katai coklat sebagai “bintang gagal” karena tidak masuk dalam kategori mana pun.

Namun, jika ada objek yang gagal sebagai bintang, bisakah objek tersebut menjadi planet? Dengan kata lain, bisakah bintang atau katai coklat menjadi planet?

Bintang tidak bisa berubah menjadi planet

Bagi banyak astronom, jawaban untuk pertanyaan tersebut tidaklah sederhana. Dilansir dari Live Science, Kovi Rose, doktor astronomi di University of Sydney, mengatakan bahwa bintang dan planet, berdasarkan cara pembentukannya, adalah dua objek yang berbeda.

Bintang, dan kemungkinan juga katai coklat, terbentuk ketika awan gas menggumpal karena gaya gravitasi. Berkat massanya yang besar, bintang dapat mempertahankan fusi nuklir, mengubah hidrogen menjadi unsur yang lebih berat, yakni helium, lalu karbon, dan besi.

Baca juga: Seberapa Jauh Jarak Antara Bintang di Bima Sakti?

Sementara itu, katai coklat tidak cukup besar untuk melakukan fusi hidrogen biasa, namun mereka dapat melakukan fusi versi lebih berat yang disebut deuterium.

Seperti planet, katai coklat menjadi dingin seiring bertambahnya usia. Namun, Rose mengatakan, banyak bintang yang meledak ketika mati dan menyebarkan materi lain ke seluruh alam semesta.

Bintang-bintang baru terbentuk dari sisa gas. Saat pembentukan bintang, unsur-unsur yang lebih berat berputar di sekeliling dalam bentuk cakram.

Rose menjelaskan, bahan sisa dari proses tersebut akan membentuk kerikil berbatu dan planetesimal, yang akhirnya menjadi planet.

Bintang dan katai coklat terbentuk dari gas, sedangkan planet terbentuk dari unsur yang lebih berat. Berdasarkan definisinya, sebuah bintang tidak akan pernah bisa berubah menjadi planet.

Baca juga: Bagaimana Lubang Hitam Raksasa Menghancurkan Bintang Masif?

Namun, definisi terus berkembang. Sepanjang sejarah, bintang dan planet ditentukan oleh pola pergerakannya di langit. Namun, akhirnya, ahli mengetahui bahwa planet mengelilingi bintang. Kini, para astronom juga mengetahui bahwa bintang-bintang, termasuk katai coklat, juga dapat mengelilingi satu sama lain.

Katai coklat, yang baru dihipotesiskan pada tahun 1960an dan diamati pada tahun 1990an, semakin memperumit definisi tradisional.

Bintang, katai coklat, dan planet ditentukan berdasarkan ukurannya; bintang setidaknya berukuran 80 kali ukuran Jupiter, sedangkan katai coklat berukuran 12 hingga 80 kali ukuran Jupiter.

Namun, banyak benda langit yang memperumit kategori ini. Beberapa planet, seperti Jupiter, bisa berukuran cukup besar untuk menghasilkan gas di atas inti batuannya secara gravitasi, dan beberapa dari planet gas ini cukup besar untuk melakukan fusi deuterium.

Katai coklat, sementara itu, kehilangan kemampuan untuk memadukan deuterium seiring berjalannya waktu. Di sisi lain spektrum, Rose mengidentifikasi katai coklat memancarkan gelombang radio, suatu sifat yang lebih sering dikaitkan dengan bintang.

Baca juga: Bagaimana Polusi Cahaya Membuat Bintang Sulit Terlihat di Langit?

Karena tumpang tindih ini, banyak astronom lebih memilih untuk mendefinisikan objek-objek ini berdasarkan asal usulnya, bukan berdasarkan massanya.

Dengan demikian, selama benda-benda langit ini ditentukan oleh cara mereka terbentuk, katai coklat tidak akan pernah menjadi planet.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com