Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Misterius, Radioaktif Ditemukan di Tubuh Babi Hutan di Jerman

Kompas.com - 01/09/2023, 17:30 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Secara misterius, ahli menemukan tubuh babi hutan di Jerman bagian tenggara diketahui mengandung cesium, salah satu unsur radioaktif tingkat tinggi. 

Keberadaan kandungan radioaktif di tubuh babi hutan tersebut dikaitkan dengan bencana nuklir di Chernobyl tahun 1986.

Dikutip dari Science Alert, Kamis (31/8/2023) tingkat radioaktif telah menurun pada hewan lainnya, tetapi secara misterius itu tetapi ada pada babi hutan.

Lantas, bagaimana kontaminasi radioaktif bisa ditemukan pada hewan ini?

Baca juga: Limbah Radioaktif Fukushima Akan Dibuang ke Samudra Pasifik, Berbahayakah?

Penyebab kandungan radioaktif pada babi hutan

Babi hutan (Sus scrofa) yang kekar dan bergading tampak sehat, namun siapa sangka jika hewan tersebut memiliki kadar cesium yang sangat tinggi, yang ditemukan di dalam tubuhnya.

Akibatnya, membuat berkurangnya aktivitas perburuan hewan tersebut, sehingga terjadi masalah kelebihan populasi babi hutan.

"Pekerjaan kami mengungkapkan wawasan yang lebih detail mengenai kontaminasi radio-cesium pada babi hutan," kata ahli radioekologi Felix Stäger dari Universitas Leibniz Hannover, Jerman.

Dalam penelitian baru, peneliti akhirnya berhasil mengungkap kandungan radioaktif pada hewan tersebut disebabkan tidak hanya karena bencana Chernobyl, tetapi juga karena uji coba senjata nuklir pada pertengahan abad ke-20.

Kedua sumber pencemaran radioaktif tersebut selanjutnya mencemari babi hutan melalui makanan mereka.

Setelah terjadinya kecelakaan atau ledakan nuklir, kontaminasi bahan radioaktif yang dilepaskan ke lingkungan menimbulkan ancaman besar terhadap lingkungan dan ekosistem.

Baca juga: Kontaminasi Radioaktif di Serpong, Bagaimana Level Bahayanya?

 

Pasca-bencana nuklir Chernobyl 37 tahun lalu, terjadi peningkatan kontaminasi unsur radioaktif cesium, khususnya cesium-137, yang memiliki waktu paruh sekitar 30 tahun.

Namun isotop yang jauh lebih stabil yaitu cesium-135 memiliki waktu paruh lebih dari 2 juta tahun.

Untuk mengetahui bagaimana dampak radioaktif ini terhadap ekosistem, tim kemudian mulai menganalisis kadar unsur radioaktif cesium menggunakan 48 sampel daging babi hutan yang dikumpulkan oleh para pemburu selama 2019-2021 dari 11 wilayah di Bavaria.

Peneliti menemukan meski reaktor nuklir Chernobyl merupakan sumber utama cesium pada babi hutan, sekitar seperempat sampel menunjukkan kontribusi kandungan radioaktif berasal dari dampak ledakan senjata nuklir yang melebihi batas.

Selanjutnya, makanan babi hutan, termasuk jamur truffle telah menyerap berbagai tingkat kontaminasi dari kedua sumber tersebut dan pada akhirnya berkontribusi terhadap kandungan radioaktif pada hewan secara terus menerus.

Baca juga: Ilmuwan Gunakan Ular untuk Pantau Radiasi Radioaktif Fukushima

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com