Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Limbah Radioaktif Fukushima Akan Dibuang ke Samudra Pasifik, Berbahayakah?

Kompas.com - 11/03/2023, 18:00 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Jepang berencana membuang limbah sisa radioaktif Fukushima ke Samudra Pasifik. Diketahui bahwa itu merupakan jenis radioaktif yang tidak dapat dinetralkan yang disebut tritium.

Dua belas tahun lalu gempa besar melanda Jepang dan menyebabkan bencana nuklir. Pembangkit tenaga nuklir Fukushima ikut terdampak gempa bumi besar yang juga menyebabkan tsunami di kawasan pesisir negara ini.

Pada 11 Maret 2011, gempa berkekuatan M 9, melanda pantai timur Honshu yang merupakan pulau utama Jepang. Gempa bumi tersebut menghasilkan tsunami setinggi 15 meter yang menewaskan lebih dari 18.000 orang di sepanjang pantai timur laut Jepang.

Namun hal tak terduga terjadi saat tsunami menghantam pula pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi, melumpuhkan pasokan listrik dan sistem pendinginnya.

Seperti dikutip dari IFL Science, Kamis (9/3/2023) hal tersebut menyebabkan kehancuran tiga reaktor dan mengirimkan sejumlah besar radiasi radioaktif ke atmosfer.

Kecelakaan itu menempati peringkat level 7 pada Skala Peristiwa Nuklir dan Radiologi Internasional dan menjadi bencana nuklir terburuk sejak Chernobyl pada tahun 1986.

Baca juga: Kontaminasi Radioaktif di Serpong, Bagaimana Level Bahayanya?

 

Setelah upaya pemulihan, baru-baru ini pemerintah Jepang mengumumkan rencana kontroversial untuk membuang lebih dari satu juta ton limbah radioaktif dari sisa-sisa pembangkit tenaga nuklir Fukushima Daiichi.

Langkah itu telah menimbulkan kekhawatiran dan kemarahan dari komunitas nelayan lokal serta negara tetangga.

Limbah radioaktif Fukushima yang tak bisa diolah

Setelah gempa merusak beberapa pembangkit tenaga nuklir Fukushima, upaya pemulihan difokuskan pada pendinginan reaktor dan mencegah pelepasan air yang terkontaminasi dengan kandungan bahan radioaktif.

Saat ini, ada sekitar 1,3 juta ton air limbah yang disimpan di lebih dari 1.000 tangki yang dipasang oleh Tokyo Electric Power (TEPCO), operator pabrik.

Sebagian besar air ini digunakan untuk mendinginkan reaktor yang rusak, sementara air tanah dan air hujan yang terkontaminasi juga terkumpul di ruang bawah tanah gedung reaktor.

Air yang disimpan ini tidak dibiarkan begitu saja, melainkan sedang dibersihkan melalui proses filtrasi yang disebut Advanced Liquid Processing System (ALPS), yang akan menghilangkan sebagian besar kontaminan radioaktif terburuk.

Baca juga: Ilmuwan Gunakan Ular untuk Pantau Radiasi Radioaktif Fukushima

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com