KOMPAS.com - Sejumlah video yang beredar di media sosial menunjukkan garis batas di lautan, dengan air gelap di satu sisi dan air terang di sisi lain.
Video ini mengklaim bahwa garis tersebut adalah batas antara Samudra Pasifik dan Samudra Atlantik. Ini disebut-sebut sebagai "bukti" bahwa kedua samudra tersebut tidak bercampur.
Melansir Live Science, Nadín Ramírez, ahli kelautan di University of Concepción, Chile, mengatakan bahwa perairan selalu bercampur.
Samudra Pasifik dan Atlantik bercampur dengan kecepatan yang berbeda di tempat yang berbeda. Bahkan, perubahan iklim pun dapat mengubah kecepatan tersebut.
Baca juga: Menjelajah Samudra Tertua, Terluas, dan Terdalam di Dunia
Pasifik dan Atlantik bercampur lebih cepat di beberapa tempat. Kedua samudra tersebut bertemu di dekat ujung selatan Amerika Selatan, di mana benua tersebut terbagi menjadi konstelasi pulau-pulau kecil.
Di antara pulau-pulau itu, airnya relatif lambat, dan Selat Magellan adalah salah satu rute yang populer. Di Kanal Beagle, air dari gletser yang mencair menciptakan garis antara air tawar dan air asin, sebagaimana yang terlihat di video yang beredar.
Di video tersebut, tampak air berwarna biru di Atlantik. Sementara itu, air yang mengalir dari Pasifik berbeda karena Pasifik lebih banyak hujan, jadi airnya kurang asin.
Meski demikian, Ramírez mengatakan, pemisahan itu hanya sementara karena badai dan ombak akan mengaburkan garis itu.
Baca juga: Berapa Banyak Samudra yang Ada di Bumi?
Terlebih lagi, di lautan terbuka antara Amerika Selatan dan Antartika, batas antara Pasifik dan Atlantik terkenal berombak sehingga kondisi ini meningkatkan percampuran air.
Mengenai fenomena ini, peneliti membedakan antara pencampuran dan pertukaran air. Pencampuran berarti bahwa air berubah secara permanen.
Sementara itu, massa air dapat bertukar tanpa harus menyebabkan pencampuran dari sifat-sifatnya. Berkat arus global, Samudra Pasifik dan Atlantik bertukar air secara konstan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.