Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
BRIN
Badan Riset dan Inovasi Nasional

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) adalah lembaga pemerintah yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia. BRIN memiliki tugas menjalankan penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan, serta invensi dan inovasi yang terintegrasi.

Akankah Ada Kebun Raya Mangrove Indonesia di IKN?

Kompas.com - 16/07/2023, 08:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh : Istiana Prihatini

SAAT ini Indonesia memiliki 5 Kebun Raya (KR) nasional, yaitu KR Bogor, KR Cibodas, KR Cibinong, KR Eka Karya Bali dan KR Purwodadi, yang dikelola oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Baca juga: Ancaman Jakarta Tenggelam, Pemindahan IKN Saja Tak Akan Mencegahnya

Selain itu ada 42 kebun raya daerah seperti KR Balikpapan, KR Baturaden, KR Sriwijaya, KR Padang dan KR Manokwari yang dikelola oleh Pemerintah Daerah.

Semua kebun raya yang ada saat ini mewakili ekosistem hutan pada daerah terrestrial/daratan, kecuali satu kebun raya mangrove di Surabaya.

Pada pertengahan tahun 2022, ketika pembangunan infrastruktur di IKN sedang dimulai, sekelompok peneliti dari Organisasi Riset Hayati dan Lingkungan (ORHL) melakukan eksplorasi hutan mangrove di sekitar IKN, dengan dukungan dari Deputi Fasilitasi Riset Indonesia (DFRI), BRIN, melalui skema Pendanaan Ekspedisi dan Eksplorasi (PEE).

Kegiatan tersebut difokuskan pada penelusuran hutan mangrove melalui jalur air di Teluk Balikpapan, dimulai dari Sungai Sepaku hingga mencapai muara Teluk Balikpapan.

Penelusuran juga dilakukan pada anak-anak sungai yang ada di Teluk Balikpapan, baik di wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara maupun di kota Balikpapan.

Pada kegiatan eksplorasi tersebut ditemukan setidaknya 20 jenis mangrove sejati di Teluk Balikpapan, sedangkan eksplorasi pada tahun yang sama di Delta Mahakam menemukan jumlah jenis yang lebih sedikit.

Hal ini mungkin disebabkan karena sebagian besar daerah pesisir di Delta Mahakam telah didominasi oleh area pertambangan dan tambak.

Semua jenis mangrove yang ditemukan telah diidentifikasi secara morfologi, namun sedang dalam proses konfirmasi dengan teknologi molekuler (barcoding DNA).

Pada eksplorasi di Teluk Balikpapan tersebut, ditemukan satu jenis mangrove dalam status konservasi terancam punah (endangered/EN) dalam daftar merah/red list dari IUCN (International Union for Conservation of Nature).

Baca juga: Kenapa Hutan Mangrove Sangat Penting bagi Ekologi?

Kawasan hutan mangrove di Balikpapan, KaltimKOMPAS.COM/Ahmad Riyadi Kawasan hutan mangrove di Balikpapan, Kaltim

Jenis tersebut juga merupakan salah satu dari dua jenis tumbuhan mangrove yang dilindungi di Indonesia, seperti tertuang dalam Peraturan Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup nomor P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 tentang Perubahan Kedua atas PerMENLHK nomor P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi.

Selain jenis yang dilindungi tersebut, Teluk Balikpapan juga menyimpan potensi beberapa jenis mangrove dalam status konservasi hampir terancam (nearly threatened /NT) dan status least concern/LC sesuai dengan standar IUCN.

Baca juga: Apa Saja Manfaat Hutan Mangrove?

Status LC merupakan status konservasi yang terendah dalam daftar merah IUCN, dan tidak memiliki resiko terancam punah dalam waktu dekat, namun adanya ancaman lokal misalnya pembangunan wilayah pada populasi alaminya akan menyebabkan hilangannya potensi genetik dari populasi tersebut.

Saat ini penelitian tentang keragaman genetik populasi tumbuhan mangrove belum banyak dilakukan, beberapa penelitian tentang keragaman genetik populasi baru terbatas pada jenis tertentu misalnya Rhizophora mucronata, Ceriops tagal dan beberapa spesies Sonneratia, serta terbatas pada jumlah populasi yang kecil.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com