Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/07/2023, 09:30 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Usia alam semesta bisa dua kali lebih tua dari perkiraan saat ini. Hal ini berdasarkan sebuah studi baru yang belum lama ini dipublikasikan.

Peneliti dari University of Ottawa menyebutkan model baru menunjukkan bahwa alam semesta berusia 26,7 miliar tahun. Bukan 13,7 miliar tahun seperti yang diperkirakan sebelumnya.

Menghitung usia alam semesta

Dikutip dari Sci-News, Jumat (14/7/2023) selama bertahun-tahun, ahli astrofisika telah menghitung usia alam semesta kita dengan mengukur waktu yang telah berlalu sejak Big Bang dan dengan mempelajari bintang tertua berdasarkan pergeseran cahaya yang berasal dari galaksi jauh.

Pada tahun 2021, usia alam semesta kita diperkirakan 13,797 miliar tahun menggunakan model konkordansi Lambda-CDM.

Namun, banyak ilmuwan dibuat bingung oleh keberadaan bintang purba seperti Methuselah yang tampak lebih tua dari perkiraan usia alam semesta.

Ditambah lagi, ada kemungkinan penemuan galaksi awal dalam keadaan evolusi lanjutan oleh Teleskop Luar Angkasa James Webb. Selain itu, ukurannya sangat kecil menambah lapisan misteri lain.

Baca juga: Berapa Lama Bintang di Alam Semesta Bisa Hidup?

Kini, Rajendra Gupta dari University of Ottawa memiliki penjelasan baru terkait usia alam semesta.

Sementara itu, dilansir dari Independent, pergeseran cahaya bisa menjadi fenomena hibrid, bukan semata-mata karena ekspansi alam semesta.

“Model kami yang baru dirancang memperpanjang waktu pembentukan galaksi beberapa miliar tahun, membuat alam semesta berusia 26,7 miliar tahun, dan bukan 13,7 seperti yang diperkirakan sebelumnya,” ungkap Gupta.

Ini lantaran model baru menunjukkan kerangka waktu pembentukan galaksi awal yang diamati oleh teleskop Webb dapat diperpanjang dari beberapa ratus juta tahun menjadi beberapa miliar tahun.

Lebih lanjut, teori juga menawarkan penjelasan baru mengenai perkembangan tingkat lanjut dan massa pada galaksi awal.

Studi juga menyarankan interpretasi mengenai konstanta kosmologis untuk direvisi. Konstanta kosmologis ini mewakili energi gelap yang belum ditemukan dan bertanggung jawab atas percepatan perluasan alam semesta.

Penelitian tentang usia alam semesta ini telah dipublikasikan di jurnal Monthly Notices of the Royal Astronomical Society.

Baca juga: Berapa Banyak Jumlah Lubang Hitam di Alam Semesta?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com