Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Cara Membunuh Bintang? Studi Ungkap Skenario Penghancuran

Kompas.com - 05/07/2023, 15:00 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Sumber Reuters


KOMPAS.com - Studi baru mengungkapkan kematian bintang. Pengamatan para astronom di sebuah galaksi purba mengungkapkan bagaimana akhir kehidupan sebuah bintang.

Para astronom telah melihat ledakan bintang yang sangat energik yang berasal dari galaksi purba, yang tampaknya dipicu oleh bentuk penghancuran yang akhirnya membunuh bintang tersebut.

Jenis penghancuran itu telah dihipotesiskan selama beberapa dekade, namun belum pernah diamati. Kini para astronom menyebutnya sebagai kematian bintang yang disebabkan oleh 'demolition derby' atau derby penghancuran.

Dikutip dari Reuters, Rabu (5/7/2023), para peneliti mengatakan bahwa ledakan sinar gamma yang diamati, kemungkinan disebabkan oleh tabrakan dua bintang padat di lingkungan yang sangat padat dan chaos di dekat lubang hitam supermasif di pusat galaksi yang berbentuk elips.

Analisis mereka menduga bahwa kedua bintang yang hancur itu adalah bintang neutron, yang memiliki massa sekitar matahari dalam sebuah bola yang hanya sebesar kota.

Baca juga: Bagaimana Cara Mengetahui Umur Bumi?

Jadi, bagaimana skenario derby penghancuran menjadi cara mematikan untuk membunuh bintang?

"Untuk menjelaskan semburan sinar gamma, bintang tersebut haruslah bintang yang padat, jadi bukan bintang seperti matahari," kata astronom Andrew Levan dari Radboud University di Belanda, penulis utama penelitian yang diterbitkan minggu ini di jurnal Nature Astronomy.

Tabrakan bintang yang mematikan

Astrofisikawan dan rekan penulis studi Wen-fai Fong dari Northwestern University di Illinois menambahkan bahwa semburan sinar gamma merupakan ledakan paling kuat di alam semesta.

Dibandingkan fenomena kosmik lainnya, ledakan tersebut melepaskan lebih banyak energi per satuan waktu.

"Jadi, mereka benar-benar superlatif dalam sifat-sifatnya. Namanya berasal dari jenis cahaya pertama yang kita lihat, sinar gamma, tapi sebenarnya mereka memancarkan spektrum elektromagnetik," kata Fong.

Lebih lanjut para peneliti mengatakan bahwa gaya gravitasi yang sangat besar yang ditimbulkan oleh lubang hitam di pusat galaksi dapat menyebabkan malapetaka, terutama bagi bintang dan objek lain.

Baca juga: Bagaimana Cara Mengetahui Umur Matahari?

 

Ini dapat mengganggu gerakan bintang-bintang di dekatnya dan objek lain, serta meningkatkan kemungkinan tabrakan antar bintang, yang menurut peneliti ini mirip dengan derby penghancuran.

"Sebagian besar bintang di alam semesta mati dengan cara yang dapat diprediksi, yang hanya didasarkan pada massa mereka. Penelitian ini menunjukkan rute baru menuju kehancuran bintang," kata Levan.

Bintang-bintang yang sangat masif atau padat, lebih dari 10 kali massa Matahari, mati dalam ledakan supernova yang menyisakan bintang-bintang neutron atau bahkan lubang hitam yang lebih rapat dengan tarikan gravitasi yang sangat kuat.

Sementara, bintang-bintang dengan massa yang relatif rendah seperti matahari akan mengembang dan melontarkan lapisan terluarnya, lalu bertransformasi menjadi sisa-sisa bintang yang disebut katai putih.

Temuan baru dari studi ini menunjukkan jalan lain menuju kematian bintang.

"Gagasan bahwa bintang juga bisa mati karena tabrakan di area yang sangat padat sudah ada setidaknya sejak tahun 1980-an. Jadi, kami telah menunggu selama 40 tahun untuk menemukan tanda-tandanya secara observasi," kata Levan.

Baca juga: Bagaimana Cara Membersihkan Sampah Luar Angkasa?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com