KOMPAS.com - Jalur Sutra menjadi rute perdagangan yang penting di masa lalu. Rute tersebut membentang sejauh 6.400 kilometer yang melintasi mulai dari Asia Timur, India, Asia Tengah, Timur Tengah, Afrika Timur, dan berakhir di Eropa.
Dari abad kedua SM hingga pertengahan abad ke-15 banyak para pedagang yang melintasi jalan tersebut, membawa berbagai barang dagangan mereka.
Baca juga: Apa Itu Jalur Sutra dan Mengapa Penting?
Mengutip IFL Science, Rabu (17/5/2023) sutra bukan barang utama yang diperdagangkan. Pedagang Asia Timur tertarik untuk membawa teh, pewarna, parfum, rempah-rempah dan porselen.
Sementara Eropa diketahui mengekspor komoditas ke Asia berupa karya seni, madu, anggur, kulit binatang, bulu, dan logam mulia.
Sementara barang paling penting untuk diekspor dari China adalah kertas dan bubuk mesiu.
Kertas memiliki potensi untuk mengubah cara penyebaran informasi dan pengetahuan sedangkan bubuk mesiu akan terus merevolusi peperangan, yang pada akhirnya mengubah lintasan sejarah dunia.
Hal yang menarik adalah Jalur Sutra bukan hanya sekedar rute perdagangan penting melainkan juga rute penyebaran berbagai penyakit.
Para ilmuwan menemukan bukti bahwa infeksi parasit seperti cacing hati China (Clonorchis sinensis) ikut menyebar melintasi Jalur Sutra di antara orang-orang Eurasia.
Rute perdagangan ini bahkan mungkin berperan dalam penyebaran wabah Black Death pada tahun 1300-an dari Asia Tengah menuju Eropa. Wabah ini puncaknya menyebabkan kematian hingga 200 juta orang.
Baca juga: Rencana Pembuatan Jalur Sutra, Mungkinkah Satwa Invasif Ancam Indonesia?
Jalur Sutra terus berkembang hingga Abad Pertengahan sebelum akhirnya pada abad ke-15 Masehi, Jalur Sutra berakhir.
Itu terjadi setelah Kekaisaran Ottoman memperoleh kekuasaan dan berhasil memblokir koridor antara Eropa dan Asia yang pada dasarnya menandai berakhirnya perdagangan yang berkembang pesat di seluruh benua.
Sementara itu kerajaan-kerajaan Eropa mulai meningkatkan pengetahuan dan teknologi baru yang memungkinkan mencapai India, China, dan sekitarnya tanpa melewati Jalur Sutra.
Hari-hari kejayaan Jalur Sutra memang telah berakhir, tetapi warisannya sangat dalam. Bahkan hari ini, itu terus menginspirasi budaya dan geopolitik.
Baca juga: Sejarah Perjumpaan Peranakan China di Indonesia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.