Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/03/2023, 16:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Batu ginjal adalah endapan kecil dan keras yang terbentuk di salah satu atau kedua ginjal.

Batu ginjal bervariasi dalam ukuran, bentuk, dan warna. Bergantung pada ukurannya, batu ginjal umumnya membutuhkan waktu berhari-hari hingga berminggu-minggu untuk keluar dari tubuh.

Batu ginjal dapat menyebabkan sakit perut atau punggung (dikenal sebagai kolik ginjal). Kolik ginjal biasanya dimulai secara sporadis, tetapi kemudian menjadi konstan dan dapat menyebabkan mual dan muntah. 

Batu ginjal terbuat dari apa?

Dilansir dari Medline Plus, ada banyak jenis batu ginjal, namun empat jenis utama diklasifikasikan berdasarkan bahan pembuatnya.

Baca juga: Benarkah Air Kelapa Bisa Mencegah Batu Ginjal?

Hingga 75 persen dari semua batu ginjal terutama terdiri dari kalsium. Batu ginjal juga dapat terdiri dari asam urat (produk limbah normal), sistin (blok pembangun protein), atau struvite (mineral fosfat). 

Batu ginjal terbentuk ketika ada lebih banyak senyawa dalam urine daripada yang bisa dilarutkan.

Ketidakseimbangan ini dapat terjadi bila terjadi peningkatan jumlah bahan dalam urine, berkurangnya jumlah cairan urine, atau kombinasi keduanya.

Orang-orang kemungkinan besar memiliki batu ginjal antara usia 40 dan 60 tahun, meski kondisi tersebut dapat muncul pada usia berapa pun. 

Penyebab batu ginjal

Dilansir dari Healthline, batu ginjal paling mungkin terjadi pada orang dewasa berusia antara 20 hingga 50 tahun.

Baca juga: 5 Penyakit Ginjal yang Paling Umum, Salah Satunya Batu Ginjal

Berbagai faktor dapat meningkatkan risiko seseorang terkena batu ginjal. 

Menurut Institut Nasional Diabetes dan Penyakit Pencernaan dan Ginjal, jenis kelamin berperan dalam faktor risiko ini karena lebih banyak pria daripada wanita yang memiliki batu ginjal.

Riwayat batu ginjal pun dapat meningkatkan risiko. Begitu juga dengan riwayat keluarga dengan batu ginjal.

Faktor risiko batu ginjal lainnya termasuk:

  • Dehidrasi
  • Kegemukan
  • Makanan dengan kadar protein, garam, atau glukosa yang tinggi
  • Kondisi hiperparatiroid
  • Operasi bypass lambung
  • Penyakit radang usus yang meningkatkan penyerapan kalsium
  • Minum obat seperti diuretik triamterene, obat anti kejang, dan antasida berbasis kalsium
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com