Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/01/2023, 09:00 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Apakah Anda memiliki anjing yang agresif? Misalnya suka menyalak atau bahkan menyerang orang tidak dikenal.

Tentunya perilaku seperti ini sering membuat pemilik khawatir.

Baca juga: Apa Fungsi Ekor pada Anjing?

Hubungan dengan pemilik bisa membuat anjing agresif

Faktor ras sering disebut berperan membuat seekor anjing menjadi agresif. Namun dokter hewan dan pakar hewan lainnya telah lama meragukan pandangan tersebut.

Sebuah studi baru terhadap 665 anjing peliharaan (Canis familiaris) di Brasil menunjukkan ada faktor selain ras yang memiliki pengaruh lebih kuat terhadap perilaku bermasalah ini.

"Lingkungan dan hubungan pemilik dengan hewan peliharaan serta morfologi adalah semua faktor yang memengaruhi cara hewan peliharaan berinteraksi," ungkap Briseida de Resende, etologis University of Sao Paulo.

Penelitian sebelumnya mendefinisikan agresi anjing sebagai kecenderungan anjing untuk bertindak mengancam, dengan ekor terangkat, gigi terbuka, postur tubuh tegak, menggeram dan bertindak agresif seperti menyerang atau mengggigit.

Baca juga: Apakah Anjing dan Kucing Aman jika Hanya Makan Sayuran Saja?

Kini, seperti dikutip dari Science Alert, Jumat (27/1/2023) peneliti menemukan bahwa anjing dengan pemilik yang bermain dengannya, mengajak jalan-jalan secara teratur cenderung kurang agresif terhadap pemilik dan orang asing.

Tingkat pelatihan juga merupakan indikator yang kuat.

Jenis kelamin pemilik juga berpengaruh pada perilaku anjing

Tetapi tingkat agresi ini menurut peneliti juga dipengaruhi oleh jenis kelamin pemilik anjing.

Peneliti menemukan 73 persen anjing tidak agresif terhadap orang asing jika pemiliknya adalah perempuan.

Meski begitu peneliti juga tetap mamasukkan faktor ras sebagai kemungkinan penyebab agresivitas seekor anjing.

Menurut mereka anjing dengan moncong pendek yang dikenal sebagai ras brachycephalic, 79 persen lebih mungkin menunjukkan agresi terhadap pemiliknya.

Sementara dalam penelitian sebelumnya pula, peneliti menemukan faktor seperti ketakutan, perilaku mencari perhatian, hiperaktif juga bisa berpangaruh.

Namun mana di antara faktor tersebut yang memengaruhi terlebih dahulu peneliti belum mengetahuinya.

Baca juga: Apakah Anjing Bisa Tersenyum?

"Kami menemukan hubungan tetapi tidak mungkin untuk mengatakan mana yang lebih dahulu," kata Paolo Flavio Ayrosa, peneliti lain dari University of Sao Paulo. 

"Misalnya mungkin orang lebih jarang mengajak anjingnya jalan-jalan karena hewan itu agresif atau anjing itu mungkin telah agresif karena pemiliknya tidak cukup mengeluarkannya," sambungnya.

Anjing agresif ketika kesakitan

Selain itu juga penyebab agresif bisa saja karena anjing merasa kesakitan.

Namun penting untuk diingat bahwa agresivitas adalah bentuk komunikasi alami semua hewan. Dan seperti semua perilaku, itu kompleks.

Penelitian ini dipublikasikan di Applied Animal Behavior Science.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com